Page 53 - E - MODUL STUDI AGAMA KONTEMPORER
P. 53
pusat roda itu adalah Tuhan, da jari-jari itu adalah jalan dari berbagai
agama. Filsafat perennial juga membagi agama pada level esoterik(batin)
dan eksoterik(lahir). Satu agama berbeda dengan agama lain dalam level
eksoterik, tetapi relatif sama dengan level eksoteriknya. Oleh karena itu,
ada istilah 'satu Tuhan banyak jalan'."
Itulah sikap seorang penganut (teologi) inklusif pluralis. Menurut
Nurcholis Madjid, orang bisa masuk surga meskipun ia bukan sebagai
muslim secara formal sebagai salah satu "organized religion". Artinya,
seseorang dapat selamat dan masuk surga, meskipun beragama Kristen
atau Yahudi.
c) Kebebasan Berpikir dan Gagasan Kemajuan
Kebebasan berfikir merupakan ciri pemikiran Islam liberal. Cara
pandang ini sesuai dengan namanya, yaitu ide membela kebebasan
berpikir atau freedom of thought merupakan ide yang sangat fundamental
bagi kalangan mazhab Islam liberal. Kebebasan berpikir menjadi sesuatu
yang substansial, agar memberikan dasar pembenaran terhadap
pengungkapan pemikiran Islam lainnya. Tanpa kebebasan berpikir, umat
Islam tidak akan mampu berhadapan dengan tantangan dunia modern.
Berbicara kebebasan dalam Islam, tidak bisa lepas dari pemikiran
dalam khazanah Islam klasik yang banyak memengaruhi pemikiran
Muslim berikutnya. Pada periode klasik terjadi pergulatan pemikiran, yang
salah satunya adalah pendukung kehendak bebas manusia. Pemikiran
mereka di sebut free will oleh Harun Nasution. Gerakan pemikiran yang
mendukung kebebasan adalah dari kaum Qadariah dan Mu'tazilah yang
banyak mengandung paham kebebasan berkuasanya manusia atas
perbuatan-perbuatannya. Salah satu tokoh dari kaum Mu'tazilah adalah Al-
Jubba'i yang menerangkan bahwa manusia menciptakan pebuatan-
perbuatannya. Untuk melakukan perbuatanya, dalam diri manusia sudah
ada potensi sebelum adanya perbuatan. Oleh karena itu, manusia bebas
menentukan perbuatannya, yaitu menjadi maju atau mundur.
48