Page 55 - E - MODUL STUDI AGAMA KONTEMPORER
P. 55
Atas dasar itulah, Jairngan Islam Liberal(JIL) ingin membangkitkan
kembali umat Islam dengan mengangkat diskursus kebebasan berfikir
sehingga umat Islam mencapai kemajuan kembali. Kemunduran Islam
diakibatkan oleh ketidakbebasan berfikir, sehingga berkembang dogmatis,
yaitu sejenis keyakinan tertutup. Oleh karena itu, suatu doktrin tertentu
merupakan obat mujarab atas semua masalah, dan seolah-olah masalah
akan selesai dengan sendirinya manakala syariat Islam diterapkan di muka
bumi dalam penafsiran yang kolot dan dogmatis. Hal ini mengabaikan
kenyataan kehidupan manusia yang terus berkembang, dan perkembangan
peradaban manusia dari dulu sampai sekarang adalah hasil usaha bersama,
akumulasi pencapaian yang dikembangkan oleh semua bangsa.
Selain kebebasan berpikir, ciri Islam lainnya adalah dengan gagasan
kemajuan atau progresivitas. Ciri ini menurut Nurcholis Majdid, seperti
dikutip Charles Kurzman bertolak dari konsepsi atau doktrin bahwa
manusia pada dasarnya adalah baik, suci, cinta pada kebenaran dan
kemajuan karena manusia diciptakan Allah dalam fitrah dan berwatak
hanif, yaitu cendrung terikat pada kebenaran. Oleh karena itu, sikap
konsistensi terhadap kemajuan adalah sebuah sikap mental yang terbuka,
berupa kesediaan menerima dan mengambil nilai-nilai dari semua arah
asalkan mengandung kebenaran.
d) Anti-Radikalisme
Salah satu misi JIL adala menghadapi (tepatnya menghancurkan)
gerakan Islam fundamentalis, Islam radikal, Islam militan, dan sejenisnya.
Secara ringkas, "misi" JIL adalah membunuh perkembangan Islam militan
atau Islam ekstrem atau Islam fundamentalis atau Islam radikal.
Penggunaan istilah tersebut adalah bagian dari pengacauan (disinformasi)
atau eror terhadap umat Islam dalam lapangan opini publik. Istilah itu tidak
jelas maknanya, dan secara akademis sangat sulit dipertanggung
jawabkan.
Untuk menekankan berkembangnya Islam 'radikal', umat Islam perlu
melanjutkan transfer ide-ide Islam melalui lambang pendidikan media
50