Page 35 - E-MODULE MIKROBIOLOGI_PENGAWETAN IKAN MELALUI PENGASINAN
P. 35

Berdasarkan penghitungan di atas, maka diperoleh ALT koloni
                       bakteri kontaminan pada ikan beloso asin kering sebesar 1,9 X 10 cfu/g.
                                                                                                 5
                       Data ini mengindikasikan bahwa ikan beloso asin kering yang diuji

                       sudah tidak layak dikonsumsi karena ALT koloni bakteri kontaminannya
                                  5
                       (1,9 X 10 cfu/g) lebih besar dari batas maksimum cemaran mikroba
                       pada ikan asin kering (1 x 10  cfu/g) yang ditentukan oleh SNI (2009).
                                                        5
                       Hal ini membuktikan bahwa sekalipun ikan beloso sudah diawetkan
                       dengan kadar garam tinggi, tapi masih bisa terkontaminasi oleh bakteri
                       kontaminan yang dapat hidup di lingkungan berkadar garam tinggi.

                    6.  Bakteri Kontaminan Pada Ikan Asin Kering
                              Bakteri penyebab kerusakan pada ikan diantaranya adalah
                       Pseudomonas, Acinetobacter, Moraxella, Flavobacterium, Micrococcus,
                       Bacillus, Eschercia, Proteus, Serratia, Sarcina, dan Clostidium.

                       Kontaminan pada ikan olahan seperti ikan asin kering biasanya
                       disebabkan oleh bakteri halofilik (Azara & Saidi, 2020).
                              Bakteri halofilik merupakan jenis mikroorganisme yang dapat

                       tumbuh secara optimal di lingkungan dengan konsentrasi garam tinggi
                       dengan cara mempertahankan keseimbangan osmotik (Arisandi et al.,
                       2017; Rathakrishnan & Gopalan, 2022; Villanova et al., 2021).

                       Kemampuan bakteri hidup pada kadar garam tinggi dikarenakan bakteri
                       halofilik mampu mengakumulasikan zat organik terlarut di dalam
                       sitoplasmanya yang meliputi glycine betaine dan ectoin. Tujuannya

                       adalah untuk mencegah hilangnya cairan dari dalam sel akibat dari
                       tingginya tekanan osmotik di luar sel karena meningkatnya konsentrasi
                       garam (Budiharjo et al., 2017).

















                                                           24
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40