Page 56 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 56
lagi, terlihatlah adanya pelaksanaan ,adat kebiasaan lama kh1,1-
susnya alam pikiran/kepercayaan dalam Kehidupan mereka se-
hari-hari. Sebagai gambMa:n dapat dikemukakan mengenai pe-
laksanaan praktek-praktek alam pikiran/kepercayaan lama se-
ba~ berikut: ·
a Momalinga ialah praktek-praktek untuk memperoleh pe-
tunjuk-petunjuk kekuatan gaib melalui bunyi burung hantu.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui misalnya apakah suatu
peperangan akan beroleh kemenangan atau sebaliknya
akan kalah; apakah rencana bepergian segera dijalankan
atau perlu dibatalkan saja; apakah diizinkan leluhur untuk
mendirikan rumah atau tidak; apakah roh leluhur mengi-
zinkan usaha perombakan hutan di suatu tempat tertentu
atau tidak; dan sebagainya.
b. Medeangoungou ialah praktek-praktek untuk mengetahui
jenis obat yang mujarab bagi sesuatu penyakit.
c. Motayok ialah praktek pengobatan penyakit melalui suatu
upacara tarian adat yaitu tari tayok.
d. Tengkiuna menilen ialah upacara sesajen untuk memper-
oleh perkenan merombak hutan.
Selain itu orang Bolaang Mongondow percaya pula bahwa
akar bahar atau komansilan merupakan benda yang mempu-
nyai kekuatan gaib untuk menolak bala penyakit. Benda ini
sering dibentuk menjadi gelang tangan dan dikenakan oleh kaum
lelaki. Selain itu ada jimat yang jika dipakai oleh seseorang akan
membebaskannya dari ancaman serangan ilmu hitam dari orang
ll\in atau musuhnya.
Dapat dikemukakan bahwa alam pikiran/kepercayaan lama
seperti di atas masih kuat diyakini orang sampai sekarang, apa-
lagi di akhir abad ke-19 itu. Wilayah pengaruhnya luas merata
di seluruh wilayah kelima kerajaan yang ada di daerah Bolaang
Mongondow. Namun sekarang ini khususnya untuk upacara
motayok hanya ada di desa Bilalang Kecamatan Pasi. Dengan
demikian walaupun agama sudah menyebar masuk ke semua
lapisan masyarakat di sana, namun alam pikiran/kepercayaan
lama masih belum seluruhnya terkikis.
Sejak zaman dahulu, orang Bolaang Mongondow yakin
bahwa masyarakatnya tersusun berdasarkan stratifikasi sosial
47