Page 205 - eBook Manajemen Pengantar_Neat
P. 205

perintah, dan beberapa tidak. Kuncinya adalah penerima memutuskan
           apakah akan menurut atau tidak. Misalnya, bila seorang supervisor marah-
           marah di sepanjang lini pera-kitan sambil berteriak-teriak kepada siapapun
           agar bekerja lebih keras, karyawan tidak mempertanyakan hak supervisor
           untuk berlaku demikian, tetapi dengan marah dan sikap acuh tak acuh,
           mungkin untuk tidak menuruti perintah tersebut. Wewenang perintah
           kemudian dihilangkan karena mereka tidak menerima pesan supervisor.
                Pandangan ini tidak harus mengatakan bahwa ketidakpatuhan dan
           kekacauan merupakan norma dalam organisasi. Chester I.  Barnard,
           seorang pengusul pandangan penerimaan yang kuat menyatakan bahwa
           seseorang akan menuruti wewenang yang lebih tinggi apabila berlaku
           kondisi berikut:
                Seorang  dapat  dan  akan  menerima  suatu  komunikasi  sebagai
           wewenang  hanya  kalau  empat  kondisi  secara  bersama-sama  ada:
           (a) dia dapat dan memahami komunikasi tersebut; (b) pada waktu dia
           yakin  bahwa  komunikasi  itu  tidak  bertentangan  dengan  tujuan
           organisasi; (c) pada waktu dia yakin bahwa hal itu sesuai dengan
           kepentingan pribadi secara keseluruhan; dan (d) dia secara mental
           dan fisik mampu menuruti komunikasi tersebut .


           WEWENANG LINI DAN STAF

                Dalam banyak organisasi, manajer menggunakan wewenang dengan
           membaginya menjadi wewenang lini, wewenang staf, dan wewenang
           fungsional. Wewenang jenis ini berbeda menurut jenis kekuasaan.

           Wewenang Lini

                Manajer dengan wewenang lini adalah orang dalam organisasi yang
           langsung  bertanggung  jawab  untuk  mencapai  sasaran  organisasi.
           Wewenang lini diwujudkan dengan rantai komando standar, mulai dari
           dewan direktur sampai tempat aktivitas dasar organisasi dilaksanakan.
           Wewenang lini terutama didasarkan pada kekuasaan sah.
                Karena aktivitas lini ditentukan dalam bentuk sasaran perusahaan,
           aktivitas yang digolongkan sebagai lini akan berbeda dalam setiap organi-
           sasi. Misalnya, manajer di perusahaan manufaktur mungkin membatasi
           fungsi  lini  pada  produksi  dan  penjualan,  sedangkan  manajer  di
           departement  store,  dengan  elemen  kunci  adalah  pembelian,  akan
           mempertimbangkan depatemen pembelian dan penjualan sebagai aktivitas
           lini. Kalau sebuah perusahaan kecil, semua posisi mungkin mempunyai
           peran lini.



             194                                           Manajemen Pengantar
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210