Page 240 - eBook Manajemen Pengantar_Neat
P. 240

Karena itu, Sudhamek akan merasa tidak bahagia apabila dirinya tidak
             bisa mengendalikan pikirannya untuk merespon sebuah keadaan.
                  Sementara, dirinya akan merasa bahagia apabila mampu memberikan
             manfaat bagi orang lain: keluarga, lingkungan, dan rekan kerja juga
             karyawan. “Bila yang kita lakukan mampu memberi manfaat bagi orang
             lain, itu sangat membahagiakan,” jelas dia.
                  Lalu bagaimana Sudhamek menerapkan konsep kebahagiaan tersebut
             di dalam perusahaan? Menurut dia, perusahaan harus bertumbuh untuk
             tetap bertahan. Namun, pertumbuhan tersebut tidak perlu dipaksakan.
             “Kalau kita berpikir, sebuah target pertumbuhan mau-tidak mau harus
             dicapai dan kemudian tidak tercapai seperti yang ditargetkan, maka pada
             saat itulah kita akan menderita,” ujarnya. Tetapi, akan berbeda bila cara
             berpikirnya diubah  menjadi, “oke saya  akan  bertumbuh,  saya  akan
             kerjakan sebaik-baiknya dengan team work yang baik. Kalau kemudian
             tidak tercapai maka respon sikap mental kita menjadi lebih besar, tidak
             menderita,” terangnya.
                  Dalam masing-masing karyawan juga diterapkan konsep happiness.
             Sudhamek percaya bila karyawan bahagia maka kinerja karyawan dan
             perusahaan juga akan meningkat. Misalnya, baru-baru ini Garudafood
             membuat Model Leader Development Program. Melalui program ini,
             karyawan dibantu untuk menemukan pekerjaan sesuai dengan calling
             (panggilan)-nya. Apabila karyawan ditempatkan pada bidang yang sesuai
             dengan  kecintaannya,  maka  mereka  akan  bekerja  dengan  perasaan
             bahagia.
                  Garudafood juga membangun manusia yang kompeten sekaligus saleh
             (spiritual). Menurut Sudhamek, seseorang yang saleh lebih  mampu
             mengendalikan pikiran untuk merespon keadaan. “Dari kesalehan akan
             muncul kreatifitas dan melahirkan karya-karya besar karena karyawan
             bekerja  dengan  nyaman,  tentram  dan  bahagia,”  jelas  dia.  Contoh
             konkretnya, setiap akan memulai rapat, anggota tim Garudafood diajak
             untuk mengatur pernafasan. Tujuannya, untuk membuat pikiran karyawan
             berada pada kondisi saat ini dan di tempat ini. “Kadang, yang membuat
             tidak bahagia itu karena pikiran kita melayang ke masa lalu atau masa
             depan,” katanya. Memikirkan masa lalu dan/atau masa depan hanya akan
             memunculkan romantika dan juga kekhawatiran akan masa depan. “Maka
             itu, kita kembalikan pikiran mereka pada saat ini dan di tempat ini,”
             terangnya. (Sigit A.Nugroho/EVA)

                  Sumber: http://swa.co.id/profile/sudhamek-aws-pandang-happines-
                  dari-duniawi-dan-spiritual




               Kepemimpinan                                                   229
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245