Page 177 - Gabungan
P. 177
pintumu tengah malam? Benarkah?" tanya Untung.
Yati diam-diam mendengarkan. Banyak hal yang sudah diceritakan
suaminya sebelumnya, tapi saat mendengar kalimat terakhir, ia
melirik Bai Datou, lalu menunduk, menunggu jawabannya dengan
tenang.
Bai Datou dengan sabar mendengarkan cerita Untung Budiman,
tidak menyangka dia akan mengajukan pertanyaan seperti itu di saat
seperti ini. Pertanyaan itu menggelisahkan hatinya yang tenang,
mengembalikan ingatannya pada peristiwa lebih dari 40 tahun lalu.
Bai Datou meneguk anggurnya, memandang Untung Budiman dan
Yati, lalu mengangguk.
"Benar, memang ada kejadian seperti itu..."
.............
Malam itu, bulan bersinar terang.
Di Desa Rahayu, Bai Datou mengusir nyamuk dengan rumput
setengah kering yang dibakar, lalu berbaring di tempat tidur bambu,
tak kunjung tidur. Di desa, tidak ada kalender, jadi dia tidak tahu
tanggal berapa hari itu. Tapi melihat cahaya bulan yang putih
menyelinap dari jendela, pastilah tanggal 14 atau 15 kalender lunar—
sekitar bulan Agustus. Tanpa terasa, Festival Pertengahan Musim
Gugur tiba lagi.
"Di hari raya, kerinduan pada keluarga makin menjadi." Meski itu
177

