Page 182 - Gabungan
P. 182
kembali ke desa dengan bayi dalam kandungan. Dia menolak semua
lamaran, membesarkan anaknya sendirian, sampai meninggal
karena demam berulang saat anaknya berusia 15 tahun. Kalian tahu,
anak itu adalah Lani..."
Bai Datou terdiam. Mendengar nama Lani, suasana jadi
mencekam. Yati menghela napas—Sumiati tak pernah mendapatkan
Tuan Bai, sedangkan Lani dapat, tapi hanya sebentar.
Untung Budiman minum anggur, mencari cara memecah
kesunyian. Yati melihat suaminya, lalu bertanya:
"Tuan Bai tinggal lama di Desa Rahayu?"
"Oh, sudah lama sekali!" Begitu Bai Datou membuka mulut,
suasana pun menjadi hidup. "Sampai tahun 1956, tak lama setelah
kalian menikah, semua orang baru pindah ke sini. Jadi, totalnya
sudah dua puluh tahun. Makam istri pertamaku, Zhou Yinmei, masih
ada di bukit belakang Desa Rahayu. Dan Lani juga hilang di Desa
Rahayu!"
Lagi-lagi menyebut Lani! Yati melihat wajah Bai Datou tiba-tiba
menjadi muram. Untung Budiman berusaha mengalihkan Bai Datou
dari kenangan pahit itu dan berkata:
"Dalam dua puluh tahun ini, bantuan yang Tuan Bai berikan
kepada orang-orang di sekitar Desa Rahayu tidak terhitung
banyaknya!"
182

