Page 184 - Gabungan
P. 184

istrinya,  Rami,  berlari  ketakutan  menuju  sungai  kecil,  dikejar  oleh


            seorang tentara Jepang yang tersenyum sinis. Dari tubuhnya yang


            tinggi besar dan wajahnya yang persegi, Untung Budiman langsung


            mengenalinya  sebagai  komandan  regu  Jepang,  Tanaka  Takeo.


            Komandan  regu  ini  terkenal  suka  mengganggu  wanita,  sampai


            penduduk desa memberinya julukan "Babi Hutan". Banyak wanita dari


            desa-desa sekitar yang sudah menjadi korbannya.


                Untung Budiman berpindah dari satu pohon ke pohon lain, mencari


            kesempatan. Ia tahu, jika ia langsung keluar, ia dan Rami pasti akan


            tewas ditembak Tanaka.


                Tanaka Takeo tertawa terbahak-bahak, mengejar Rami sampai ke


            tepi sungai kecil. Ia melihat Rami sudah kelelahan, hampir tidak bisa


            berdiri. Tanaka tersenyum dan berkata:

                "Aku sudah berkeliling di sini lebih dari setengah tahun, baru hari


            ini bertemu gadis secantik kamu! Hahahaha!"


                Kaki Rami tersandung sesuatu, dan ia terjatuh. Ia melihat Tanaka


            perlahan mendekatinya, ketakutan sampai tidak bisa berteriak, hanya


            menutup mata dengan kedua tangannya.


                Tanaka sambil membuka bajunya, berteriak kegirangan:


                "Ah! Langit biru sebagai selimut, bumi sebagai ranjang. Ini saat


            yang tepat untuk menikmati makhluk cantik seperti kamu!"


                Rami  sudah  tidak  punya  tenaga  lagi,  membiarkan  Tanaka

                                                           184
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189