Page 181 - Gabungan
P. 181
begini?"
"Tidak. Kau hanya berani mengungkapkan perasaan. Kau suci.
Kalau aku belum menikah, pasti aku terima kau." Bai Datou
berdiri. "Aku antar kau pulang."
Sumiati pelan berdiri. "Bolehkah aku menciummu sebelum pergi?"
Bai Datou ragu, tapi akhirnya menunduk. Sumiati merangkul
lehernya, bibir mereka bertemu, lidah mereka bersentuhan. Suara
erangan keluar dari tenggorokan Sumiati, tangannya erat memeluk
Bai Datou.
Bai Datou awalnya tak siap dengan ciuman bergairah gadis tropis
itu. Jantungnya berdebar, kepalanya pusing, seluruh tubuhnya panas.
Hampir saja ia menyerah, tapi akal sehat mengembalikan
kesadarannya.
"Aku antar kau pulang," katanya, melepaskan diri.
Di bawah bulan, mereka berjalan berdekatan.
.............
Kenangan itu berlalu cepat. Bai Datou meneguk anggur soda,
menyeka mulutnya.
"Gadis yang pertama kali jatuh cinta berani mengungkapkan
perasaan—tidak salah, kapan pun, di mana pun, dengan cara apa
pun. Aku menghargai keberanian Sumiati, tapi tak bisa menerima
cintanya. Esok harinya, dia pergi ke kota. Tiga tahun kemudian, dia
181

