Page 38 - Gabungan
P. 38
"Saat itu stok darah golongan O di rumah sakit hampir habis. Pak
Su dengan sukarela menyumbang 750cc darah langsung
untukmu," jelas Sri Rahayu.
Percakapan pun mengalir, suasana mulai hidup. Sri Rahayu
membuka jendela, membiarkan udara segar masuk.
Yenni merenungkan pembicaraan tadi, matanya berbinar. Ia
bertanya pelan pada Bai Wenying:
"Di mana Pak Su Wenbin sekarang?"
"Dia sudah kembali ke tempat kerjanya di Kota Naga," jawab Bai
Wenying.
Sorot mata Yenni redup seketika. Ia menatap ke luar jendela,
bergumam:
"Dia sudah pergi... Aku bahkan belum sempat berterima kasih."
"Yenni, sembuhkan dulu lukamu! Kau pasti akan bertemu Pak Su
lagi," hibur Bai Wenying. "Lagipula, sebelum pergi dia berpesan akan
menyempatkan waktu menjengukmu."
"Mungkin itu hanya basa-basi," kata Yenni.
"Memang mungkin ada unsur itu," akui Bai Wenying, "tapi orang
teknik biasanya praktis dan menepati janji. Apalagi Pak Su adalah
pemuda baik yang sangat bersemangat."
Bayangan Su Wenbin yang mengendarai mobil putih memenuhi
pikiran Yenni. Ia membayangkan pertemuan mereka di masa depan.
38