Page 92 - Gabungan
P. 92
"Ini, nak!" Biarawati tua itu mengeluarkan patung giok dari sakunya
dan memberikannya kepada Yenni.
"Ibu!" seru Yenni tak kuasa menahan diri. Ia menerima patung itu
dan memeriksanya dengan penuh perhatian.
"Hati-hati, kalau jatuh bisa pecah!" kata biarawati tua itu sambil
memanjangkan benang merahnya. "Nah, sekarang kau bisa
memakainya di leher."
"Terima kasih, Bibi!"
"Simpan baik-baik, nak. Mungkin suatu hari kau bisa menemukan
ibumu berkat ini."
Yenni berlari gembira keluar. Di halaman rumput, ia bertemu
dengan teman baiknya, Rudy, yang lebih tua satu tahun. Dengan
riang, Yenni berkata:
"Rudy! Aku punya ibu!"
"Kau melihatnya? Di mana?"
"Belum, tapi Bibi bilang aku punya ibu! Lihat, ini peninggalan ibuku
untuk melindungiku!"
"Apa itu?"
"Patung Buddha wanita. Kata Bibi, ini dewa dalam agama Buddha.
Ibuku minta dewa ini menjagaku."
"Bagus sekali."
"Bibi bilang, dengan patung giok ini, mungkin suatu hari aku bisa
92

