Page 97 - Gabungan
P. 97
asyik dengan musik sampai tak mendengar dering telepon. Ia buru-
buru menekan tombol dan berkata:
"Selamat siang, Tuan Bai!"
"Selamat siang, Yenni! Kau sudah baikan?"
"Aku sudah sembuh, tidak apa-apa! Bagaimana kabar Tuan Bai
belakangan ini?"
"Maaf, aku terkena rematik, sulit berjalan, jadi tidak sempat
menjengukmu di rumah sakit."
"Aku akan datang menjenguk Tuan Bai sebentar lagi!"
"Jangan, jangan! Kau baru keluar dari rumah sakit, masih lemah.
Jangan banyak bergerak dulu. Aku ini tulang tua, haha, belum
waktunya mati! Aku pernah mau melapor ke Raja Neraka, tapi dia
bilang: 'Hei, Bai Besar, urusanmu belum selesai. Mana boleh mati?'"
Dia tertawa lebar.
Yenni ikut tertawa.
" Yenni, kau harus tegar! Semua sudah takdir. Orang yang sudah
meninggal tak bisa hidup lagi... Rudy adalah pemuda baik... Aku juga
menghibur Pak Untung dan Yati. Ah, hidup mati itu sudah ditentukan
ratusan tahun lalu..."
"Tuan Bai, mengapa nasibku begitu malang?"
"Jangan terlalu sedih, Nak! Gadis cantik, pintar, dan berbakat
sepertimu, mana mungkin tidak ada yang mau? Kumpulkan
97

