Page 43 - BUKU MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK GENERASI MILENIAL
P. 43

BAB 2 POLA PEMBELAJARAN ABAD 21

            termasuk  komunikasi  jarak  jauh  yang  melibatkan  ICT.  Oleh
            sebab  itu,  kini  di  beberapa  sekolah  dan  perguruan  tinggi
            mengizinkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk menyeleng-
            garakan pendidikan yang akomodatif dan inklusif.
                 Meninjau  karakteristik  pelajar  abad  21,  peranan  media
            komunikasi, dan tuntutan kurikulum pendidikan,  paling sedikit
            ada empat ciri pola komunikasi pembelajaran yang paling nam-
                          ,
            pak.  Pertama ketiadaan  batas  ruang  dan  waktu.  Maksudnya,
            interaksi  yang  terjalin  antara  guru  dengan  siswa  tidak  lagi
            dibatasi  aspek  temporal  maupun  aspek  spasial.  Mereka  bisa
            berkomunikasi  satu  arah  dengan  orang  di  masa  lalu  meng-
            gunakan  media  audio-visual,  memprediksi  peristiwa  di  masa
            depan,  bahkan  bisa  menjalin  interaksi  dengan  orang  di  lintas
            benua menggunakan internet. Kedua      , adanya liberalisasi materi
            pembelajaran.  Segala  informasi  yang  memuat  konten  materi
            ajar,  bebas  diakses  siapapun  (siswa,  guru,  bahkan  orangtua

            siswa).  Begitu  silabus  pembelajaran  di-upload (atau  minimal
            topik diskusi diketahui), maka siswa bisa leluasa mengakses dan
            memulai pembelajaran secara mandiri. Materi ajar dalam hal ini
            telah menjadi milik siapapun. Materi pembelajaran yang belum
            dibahas  di  sekolah  sekalipun  dapat  dipelajari  siswa  lebih  dulu.
            Disamping  itu,  perbedaharaan  informasi  tidak  hanya  terbatas
            pada  pedoman-pedoman  yang  ditentukan  oleh  guru.  Sebagai-
            mana  Young  (2002),  selain  dapat  menemukan  e-book  dan
            contoh  soal  ujian  tahun  lalu,  melalui  ICT  mereka  dapat  ber-
            komunikasi  dengan  para ahli, peneliti, profesional dan lain-lain.
            Pendapat Young (2002) ini erat kaitannya dengan ciri ketiga.
                 Ketiga ,  kaburnya  stratifikasi  sosial  (inklusif).  Salah  satu
            kelemahan  komunikasi  digital  adalah  dikesampingkannya
            status  sosial  individu.  Usia,  gelar,  dan  jabatan  yang  umumnya
            menjadi  komposisi  status  sosial  di  masyarakat  dunia  nyata,
            menjadi  tidak  berlaku  di  dunia  maya.  Apa  yang  membuat
            seseorang  dihormati  adalah  seberapa  logis  argumentasinya,
            bukan  seberapa  tinggi  status  sosialnya.  Sehingga  wajar  bila
            dalam  suatu  kelas  online  ,  ditemukan  satu  atau  beberapa
            partisipan  siswa  SMA  merasa  lebih  pandai  dalam  berdiskusi


            36
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48