Page 49 - BUKU MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK GENERASI MILENIAL
P. 49

BAB 2 POLA PEMBELAJARAN ABAD 21

            manusia kepada otak manusia lain. Orang-orang dapat dengan
            mudah  terpapar  informasi  secara  bebas  hanya  dengan  bebe-
            rapa  sentuhan  jari,  dalam  waktu  beberapa  detik,  dan  dengan
            biaya yang sangat murah. Tentu saja itu karena bahan ajar dan
            proses  interaksi  telah  berhasil  “didigitalisasi”.  Friedman  (2007),
            menggambarkan perubahan ini sebagai the world is flat      , yang
            merujuk pada sebuah kondisi dimana dunia telah terbebas dari
            batas-batas  jarak  dan  waktu.  Artinya,  apa  yang  terjadi  di  sana,
            dapat diketahui darisini. Begitu juga kapan peristiwa itu terjadi,
            dapat diketahui saat ini.
                 Senada  dengan  itu,  Levy  &  Murnane  (2004)  lewat  bukunya

            berjudul  The  New  Division  of  Labour mengungkapkan  bagai-
            mana  komputer  mempengaruhi  pekerjaan  dan  memunculkan
            apa  yang  disebut  otomatisasi.  Mereka  lantas  menyatakan
            tugas-tugas  yang  memerlukan  keahlian  berpikir  (expert
            thinking)  dan  komunikasi  yang  kompleks  (complex  communi-
            cation) menjadi sangat penting bagi setiap orang dimasa depan,
            sedangkan  tugas-tugas  yang  bersifat  routine cognitive,  routine
            manual  dan  non-routine  manual  akan  berkurang  setiap
            tahunnya.  Oleh  sebab  itu,  pendidikan  sebagai  proses  yang
            menyiapkan  masyarakat  di  masa  depan  harus  berhati-hati
            dalam  menyeleksi  dan  mempertimbangkan  di  segmen  mana
            komputer  dan  internet  sebaiknya  masuk  ke  dalam  institusi
            pendidikan.
                 Terkait  dengan  hal  itu,  contoh  paling  fenomenal  adalah
            inisiatif  IBM  melalui  program  pemberian  hibah  komputer  di
            Australia bernama KidSmart Early Learning Program     . Proyek itu
            bertujuan  meningkatkan  akses  terhadap  teknologi  bagi  anak-
            anak  yang  kurang  beruntung  secara  ekonomi.  Sebelum  akhir
            2003 saja, program tersebut sudah mendonasikan lebih dari 300
            komputer  di  pusat  pembinaan  anak-anak  di  seluruh  Australia
            (O’Rourke & Harrison, 2004). Melalui program ini, guru mengikuti
            dua hari workshop dan mendesain lingkungan belajar berbasis

            ICT  yang  sesuai  dengan  perspektif  pedagogis  dan  filosofis
            pendidikan    mereka.    Berdasarkan    pengalaman      mengajar
            masing-masing,  guru  saling  berdiskusi  dan  berkonsultasi  ten-


            42
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54