Page 51 - BUKU MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK GENERASI MILENIAL
P. 51
BAB 2 POLA PEMBELAJARAN ABAD 21
Barangkali, sekelumit pernyataan Kagan & Kagan (2009)
di atas boleh dijadikan bahan perenungan, betapa dilematisnya
penggunaan media dalam pembelajaran. Sebab kini –kerapkali-
tidak ada pilihan agen sosialiasasi yang positif. Walaupun
menurut Berge (1998) pendekatan dengan ICT memberi banyak
kesempatan bagi pembelajaran konstruktivistik melalui penye-
,
dian sumber digital, student centered learning dan memper-
mudah penghubungan pelajaran teori dengan pelajaran praktik,
tapi masalah yang timbul justeru berasal dari aspek sosial siswa
dan kontekstualitasnya terhadap masyarakat.
Menurut Jager & Lokman (1999), salah satu dilema yang
harus ditanggulangi guru ialah apakah dia seharusnya secara
langsung masuk ke dalam proses pembelajaran, ataukah
meninggalkan siswa bersama dengan perangkat ICT-nya
masing-masing. Siswa memang harus belajar semandiri mung-
kin, tapi kapankah seharusnya guru mengintervensi?. Dan
dengan cara apa siswa dapat menyelesaikan aktivitas belajar
mandiri dengan hasil terbaik?. Bagaimana seharusnya proses
belajar mengajar dibangun demi meraih prestasi belajar
terbaik?. Pada dasarnya guru harus secara konstan memper-
timbangkan peralatan mengajar mana yang paling cocok untuk
dipakai. Mereka juga menambahkan bahwa dilema lain bisa saja
muncul, seperti: seberapa banyak guru harus tahu tentang
setiap aplikasi ICT.
Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Jager &
Lokman (1999) merekomendasikan agar setiap guru mempunyai
surat izin (ICT’s-driver license) yang diperoleh setelah lulus
.
training Ini akan menjadi jaminan untuk siswa dan sekolah
bahwa guru tersebut betul-betul berkompeten dalam mengajar
menggunakan ICT. Lisensi itu juga harus menerangkan
seberapa jauh (level) seorang guru menguasai ICT, dan model
ICT apa saja yang ia kuasai. Akan tetapi cara ini pun kadangkala
juga tidak tepat sasaran. Sebab peningkatan kualitas pengajaran
tidak saja bergantung pada media dan guru, tapi juga siswanya.
Demikianlah menurut Balai Pengembangan Multimedia Pen-
didikan dan Kebudayaan, Kemdikbud (2016).
44