Page 64 - BUKU MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK GENERASI MILENIAL
P. 64

MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK GENERASI MILENIAL


            proses informasi. Butler (1986) dengan mengelaborasikan  mind

            styles yang disusulkan Gregorc mengelompokkan pelajar men-
            jadi  empat  tipe;  kongkret-teratur,  kongkret-acak,  abstrak-
            teratur,  dan  abstrak-acak.  Pelajar  tipe  kongkret-teratur  cende-
            rung  belajar  secara  langsung,  melihat  pengalaman  sebagai
            aktivitas  logis.  Pelajar  dengan  tipe  ini  lebih  mudah  belajar
            dengan  instruksi  terprogam,  demonstrasi,  dan  latihan  ter-
            struktur. Hal ini berbeda dengan tipe kongkret-acak, yang lebih

            bisa  belajar  dengan  bereksperimen  (trial and  error).  Mereka
            mudah  mendapatkan  suatu  kesimpulan  dari  pengalaman
            eksploratif.  Metode  yang  cocok  untuk  mereka  biasanya  adalah
            game  ,  simulasi,  proyek  belajar  mandiri,  dan  pembelajaran
            dengan  pendekatan  inkuiri.  Adapun  pelajar  dengan  tipe
            abstrak-teratur, biasa memproses informasi dengan baik melalui
            decoding pesan  verbal  dan  simbolis,  terutama  jika  dipresen-

            tasikan secara logis. Sehingga metode yang paling sesuai untuk
            pelajar tipe ini adalah membaca atau mendengarkan presentasi.
            Sementara  pelajar  dengan  tipe  abstrak-acak  ditentukan  oleh
            kapasistas  mereka  dalam  mengambil  makna  dari  presentasi
            langsung yang diperagakan guru. Mereka melihat intonasi dan
            gestur dari presenter (guru) sebagai bagian dari pesan. Metode
            yang  cocok  untuk  pelajar  tipe  ini  adalah  diskusi  kelompok,
            ceramah dengan tanya jawab, videotapes    , dan televisi.
                 Faktor  motivasi merujuk  pada  berbagai  faktor  emosional
                                 ,
            yang  mempengaruhi  apa  yang  kita  perhatikan,  seberapa  lama
            kita  memperhatikan,  seberapa  banyak  usaha  yang  diperlukan
            untuk  belajar,  dan  bagaimana  perasaan  bisa  mempengaruhi
            pembelajaran.  Definisi  motivasi  lebih  kepada  apa  yang  “akan”
            dilakukan  orang,  daripada  apa  yang  “bisa”  dilakukan  orang.
            Motivasi  mempengaruhi  pembelajaran  dengan  menentukan
            mana tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan mana tujuan
            yang ingin diabaikan (Keller, 1987). Masih menurut Keller (1987),
            motivasi  itu  sendiri  dibedakan  menjadi  dua;  intrinsik  dan
            ekstrinsik.  Motivasi  intrinsik  dihasilkan  oleh  aspek  pengalaman,
            seperti  tantangan  atau  rasa  penasaran.  Sebagai  contoh,  siswa
            bisa menghabiskan 1 jam untuk bermain game      , tapi akan sangat


                                                                           57
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69