Page 112 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 112

bersorak-sorai,  riuh  bertepuk  tangan  melihat  Jimbron  beraksi  di  atas
              punggung  kuda  persis  perampok  bank  yang  dikejar  shriff  dalam  film
              koboi.  Jimbron  menimbulkan  kehebohan  yang  luar  biasa.  Seekor  kuda
              putih  Australia  belari  berderap-derap  di  pasar  kampung  orang  Melayu,
              sungguh pemandangan yang sulit dilupakan siapa pun. Kendaraan yang
              lalu lalang berhenti mendadak. Orang-orang khawatir sekaligus terpesona
              meliha Pangeran meliuk-liuk, bergelombang di antara pedagang kaki lima
              dan  pengunjung  pasar.  Jimbron  berteriak-teriak  memacu  Pangeran.
              Pangeran berlari secepat angin menuju ke utara, terus ke utara, dan kami
              segera tahu tujuannya:  pabrik  cincau!!  Di depan pabrik cincau Jimbron
              berhenti.  Pangeran  gemeretak  jalan  di  tempat.  Laksmi  yang  tengah
              mencuci  baskom  ternganga mulutnya.  Para  pengunjung warung-warung
              kopi di sekitar pabrik berhamburan, bergabung dengan orang-orang yang
              tadi  ikut  mengejar  Jimbron,  mereka  mengelilingi  Pangeran.  Laksmi
              tertegun. Ia tak percaya dengan matanya sendiri melihat Jimbron tiba-tiba
              hadir di atas punggung  Pangeran Mustika Raja Brana  yang kondang. Ia
              selalu  menganggap  Jimbron  telah  senewen  pada  kuda  dan  hanya  bisa
              membualkan binatang itu..
                  Jimbron tersenyum  bangga lalu ia menyentak les  yang tersambung
              pada kadali yang mengekang mulut Pangeran. Pangeran paham perintah
              sobat barunya ini. Kuda putih itu menaikkan kedua kaki depannya tinggi-
              tinngi. Menakjubkan! Hewan dengan berat lebih dari setengah ton, tinggi
              dan  besar  seperti  gajah,  mengangkat  setengah  tubuhnya,  menendang-
              nendangkan  kakinya  ke  udara,  lalu  meringkik  dahsyat  memecah  langit.
              Semua  orang  terjajar  mundur.  Laksmi  terkagum-kagum.  Pangeran
              mendaratkan  lagi  kakinya,  berdebam  menggetarkan  tiang-tiang  pabrik
              cincau disambut suitan dan tepuk tangan gegap gempita para penonton.
              Laksmi  terkesima  lalu  samar-samar  ia  tersenyum.  Ia  memandangi
              Jimbron  dan  semakin  lama  senyumnya  semakin  lebar.  Orang-orang
              terhenyak, setelah bertahun-tahun berlalu, pagi ini untuk pertama kalinya
              mereka  melihat  Laksmi  tersenyum,  ya,  Laksmi  tersenyum!  Dan
              senyumnya itu manis sekali..
















                                          110
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117