Page 113 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 113

Luas samudra dapat diukur tapi luasnya hati siapa sangka. Itulah
              Arai.  Dua  bulan  ia  menyerahkan  diri  pada  penindasan  Capo  yang
              terkenal keras, semuanya demi Jimbron. Kerja di peternakan Capo seperti
              kerja  rodi,  maka  setiap  pulang  malam  Arai  langsung  tertidur  sebab  ia
              babak  belur.  Waktu  ia  mengatakan  ingin  bekerja  di  Gedong  temo  hari
              sebenarnya diam-diam ia melamar kerja pada Capo dengan satu tujuan
              agar  Jimbron  dapat  mendekati  Pangeran.  Dan  belakangan  aku  tahu
              bahwa  berminggu-minggu  Arai  membujuk  Capo  agar  memberi
              kesempatan  pada  Jimbron  untuk  mengendarai  kuda  putih  itu.  Ia
              merahasiakan  semuanya  karena  mengerti  perkara  kuda  sangat  sensitif
              bagi  Jimbron,  di  samping  ia  ingin  memberikan  kejutan  pada  sahabat
              tambunnya itu,  sebuah kejutan  yang  manis tak terperi.  Itulah  Arai, dulu
              pernah  kukatakan  padamu,  Kawan:  Arai  adalah  seniman  kehidupan
              sehari-hari..
                  Dan tak diduga rencana menyenangkan Jimbron  berbuah senyum
              Laksmi.  Seperti  halnya  keburukan,  kebaikan  pun  sering  kali  berbuah
              kebaikan. Dan satu kecil kerap  pula  menyebabkan perubahan demikian
              besar. Setelah mengendarai  Pangeran, Jimbron mencopot  gambar kuda
              senyum  di  dinding  kamar  kami,  kemudian  ia  berusaha  keras  melukis
              wajah seorang wanita kurus yang cantik dengan senyum manisnya yang
              menawan. Akhirnya, terciptalah lukisan wajah wanita seperti zombie. Tapi
              di  sudut  kanan  gambar  itu  dengan  bangga  Jimbron  mengukir  sebuah
              nama:  LAKSMI,  Maka  di  los  kontrakan  kami  sekarang  terpajang  tiga
              tokoh idola kami: Jim favorit Arai, Laksmi cinta Jimbron, dan Kak Rhoma
              Irama, seniman kesayanganku..
                  Setelah  membawa  Pangeran  Mustika  Raja  Brana  ke  haribaan
              Jimbron, Arai meletakkan jabatannya di peternakan Capo dan ia kembali
              menyumbangkan  tenaga  dan  pikirannya  sebagai  kuli  ngambat.  Saat  ia
              tertidur  meringkuk  kelelahan  aku  memandangi  sepupu  jauhku  ini,  Ia
              orang  yang  tidur  lupa.  Orang  yang  ketika  duduk  atau  berbaring  tak
              merasakan apa pun  saat  tubuhnya dipeluk gelap  karena tubuh itu telah
              remuk redam keletihan membanting tulang..
                  Arai semakin jangkung, semakin kurus. Simpai Keramat yang yatim
              piatu  ini  badannya  kumal  dan  bau.  Kuku-kukunya  hitam,  potongan
              rambutnya  tak  keruan,  digunting  sendiri  di  depan  cermin  dengan  gaya
              asal  tidak  gondrong.  Di  lehernya  melingkar  daki,  tapi  masya  Allah,

                                          111
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118