Page 116 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 116

Kiri Itu... ? ““Ke sanalah kau harus berguru soal cinta...
                  “Arai tersenyum. Siapa tak kenal Bang Zaitun, pria flamboyan yang
              kondang dalam dunia  persilatan  cinta. Di Belitong ada  empat kampung
              besar,  di  setiap  kampurig  itu  ia  punya  istri.  Laki-laki  positif  mencerna
              setiap usulan, memikirnya dengan lapang dada. Arai menatapku cerah..
                  “Kau  yakin  Bang  Zaitun  punya  cukup  wewenang  ilmiah  untuk
              memecahkan masalahku ini, Kal? ““Tak ada salahnya mencoba, Kawan,
              jauh lebih terhormat daripada ke dukun!! ”.
                  “Ah, Keriting, baru kutahu, kau cerdas sekali!! ”.


                                    ***************

              Kami memasuki ruang tamu Bang Zaitun yang dipenuhi beragam pernak-
              pernik,  bingkai-bingkai  foto  hitam  putih,  dan  mainan  kertas  berwarna
              pink  yang  digantunkan  seantero  ruangan.  Ruangan  itu  dicat  mencolok
              merah,  kuning,  dan  hijau.  Di  lantai  lekat  karpet  plastik  merah  muda
              bermotif  anyelir. Kembang-kembang  plastik diletakkan  sekenanya di rak
              kotak-kotak,  berdesak-desakan  dengan  berbagai  benda  keramik  tak
              bermutu:  kendi,  asbak,  piring,  dan  burung  koak  malam  yang  telah
              dikeraskan  tapi  matanya  bolong.  Penerangannya  adalah  jalinan  lampu
              kecil yang biasa dililitkan pada pohon natal. Sinarnya berkelap-kelip hijau
              dan  biru,  menjalar-jalar  di  seluruh  dinding  serupa  ketela  rambat.  Saat
              memasuki  ruangan  itu  aku  merasa  menjadi  mempelai  pria.  Semua
              properti  dalam  ruangan  ditata  sesuai  selera  yang  terisnspirasi  oleh
              panggung orkes Melayu dan pelaminan. Barangkali ini yang disebut early
              Mexican brothel (dekorasi rumah bordil orang Meksiko miskin)..
                  Ini  rumah Bang  Zaitun dengan istri  keempatnya.  Istrinya itu  hitam
              manis, bergelora, masih seperti anak SMP, dan sibuk mengunyah permen
              lolly  pop.  Secara  umum  ia  mengingatkan  aku  pada  buah  mempelam.
              Sejenak ingin aku membatalkan seluruh cita-cita yang sudah atau belum
              terikrarkan. Yang telah dicatat Tuhan atau sedang ditimbang-timbang, aku
              ingin menjadi pemain orkes saja. Kudengar kabar dari Minar kalau Bang
              Zaitun  akan  segera  menambah  istri  lagi,  yaitu  penyanyinya  yang  baru,
              yang dapat bergoyang dangdut sehingga perahu karam. Oh, betapa ingin
              aku jadi pemain orkes..
                  Bang  Zaitun  orangnya  humoris  dan  senang  sekali  bicara,  persis
              radio.  Dandanannnya  nyentrik  tipikal  orang  musik.  Kepala  ikat
              pinggangnya  dari  besi  berbentuk  gitar.  Motif  bajunya  tuts-tuts  piano.
              Celananya cutbrai. Jari-jarinya  bertaburan  cincin batu akik  besar- besar.
              Beliau  dengan  sengaja  mencabut  kedua  gigi  taringnya  yang  sehat  dan

                                          114
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121