Page 122 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 122

kalau mau tahu, Boi, Dan tunjukkan padaku Boi, kalau ada gitaris yang
              pacarnya buruk rupa. Tak ada... tak ada, Boi!! ”.
                  Kami  manggut-manggut.  Takjub  dan  terkejut.  Kami  baru  saja
              mendengar sebuah pendapat yang konyol, tapi kami tak melihat adanya
              satupun kemungkinan yang tidak logis dari seluruh pendapat itu. Karena
              jika diuji secara ilmiah dengan survei, kami yakin rata-rata gitaris memang
              punya pacar yang cantik..
                  “Belajarlah main  gitar, Boi. Pilih  lagumu sendiri  yang  paling indah
              dan  mainkan  dengan  baik,  dengan  sepenuh  jiwa,  pada  momen  yang
              paling tepat, lebih bagus lagi jika dirancang sedikit kejutan, Nurmala pasti
              menoleh padamu... hi... hi. . hi...
                  “Arai  sumringah  dan  mendapati  dirinya  di-endorse  oleh  seorang
              pakar  asmara,  kepercayaan  dirinya  melejit.  Sungguh  besar  faedah
              perbincangan  kami  dengan  Bang  Zaitun.  Aku  semakin  setuju  dengan
              pendapat  bahwa  sering  kali  hal  yang  sangat  bermanfaat  tak  didapat  di
              sekolah.  Tapi  pembicaraan  sederhana  berdasarkan  pengalaman  pahit
              manis  seseorang  justru  memberi  petunjuk  praktis  manual  kehidupan.
              University  of  Life  adalah  ungkapan  yang  paling  pas  untuk  situasi  ini.
              Sekolah  tidak  mengajarkan  hal-hal  apa  yang  harus  kita  pikirkan,  tapi
              mengajarkan kita cara berpikir, demikian guna sekolah barangkali..


                                   ******************


              Masalahnya  Arai  sama  sekali  tak  memiliki  musikalitas.  Memegang  gitar
              pun  baru  sekali  ini.  Ketika  kami  datang  lagi  esoknya,  Bang  Zaitun
              bertanya,  “Sudah  kautemukan  lagumu,  Boi??  ““Sudah,  Bang,  “jawab
              Arai mantap..
                  “Apa itu? ““When I Fall in Love’. Bang.
                  “Aku tahu persis alasan Arai memilih lagi itu karena liriknya mewakili
              semua yang ingin ia sampaikan pada Nurmala. Terutama bagian: when I
              give my heart, it will be completly....
                  Mengerutlah kening Bang Zaitun..
                  “Lagu  yang  indah,  tapi  tahukah  kau  Boi,  chord-nya  banyak
              mengandung  mayor  tujuh,  agak  miring-miring,  bernuansa  jazzy,  dan
              menyanyikannya sedikit susah hi... hi. . hi.
                  ““Mengapa tak coba lagu yang lebih mudah dulu, Boi? Cocok bagi
              pemula sepertimu. Bagaimana kalau lagi ’sepasang mata bola’?? “Bukan
              Arai  namanya  kalau  gampang  menyerah.  Padahal  gitaris  profesinal
              sekalipun belum tentu dapat membawakan “When I Fall in Love”dengan

                                          120
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127