Page 145 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 145

ibuku  surat  bahkan  wesel,  cap  posnya  dari  Kalimantan,  tapi  ia  tak
              memberi  alamatnya.  Pesan  ayahku  pada  surat  ibuku  agar  aku  mencari
              Arai semakin merisaukanku.  Sebenarnya, pernah aku dikirimi Arai surat
              tapi  ia  juga  tidak  memberi  alamatnya.  Aku  mengerti  Arai  sering
              merahasiakan sesuatu karena senang memberi kejutan, aku juga  paham
              kalau  ia  terobsesi  untuk  hidup  mandiri  dengan  caranya  sendiri,  tapi
              setidaknya ia memberi tahu ada di mana, Aku sedih dan kehabisan cara
              menghubungi Arai. Aku tak tahu kemana rimbahnya Arai..
                  Yang menghiburku hanya jika menyortir aku menemukan surat dan
              wesel  dari  Belitong  untuk  beberapa  mahasiswa  Belitong  di  IPB.  Seiring
              mereka datang ke kantor pos jika bermasalah dengan KTP sehingga susah
              mencairkan wesel. Maka dengan sebuah  cap karet  berukiran nama dan
              nomor  induk  pegawaiku,  aku  memberi  otorisasi  di  belakang  wesel  itu:
              DIKENAL PRIBADI. Bangga minta ampun aku dengan privelege sebagai
              pegawai pos itu, selain senang dapat memberi bantuan kecil untuk rekan
              sekampung. Tapi kesenangan ini  pun tak berlangsung  lama,  sebab sejak
              awal  1990-an  PN  Timah  lumpuh.  Aku  prihatin  melihat  uang  wesel
              mahasiswa  yang  berangsur  turun  setiap  bulan.  Anak-anak  cerdas  itu
              megap-megap.  Beberapa  orang  diantaranya  malah  tak  lagi  datang
              weselnya..
                  Tahun  berikutnya  aku  diterima  di  UI.  Aku  mengatur  jadwal  shift
              menyortir  surat  sesuai  dengan  kesibukan  kuliah.  Aku  merindukan  Arai
              setiap hari dan ingin kukirimkan kabar padanya bahwa jika ia kembali ke
              Bogor ia dapat kuliah karena aku telah  berpenghasilan  tetap. Walaupun
              sangat pas-pasan tapi jika ia juga bekerja part time, aku yakin kami dapat
              sama-sama membiayai kuliah kami..
                  Di  UI  Depok  aku  sempat  bertemu  dengan  seorang  wanita  cantik.
              Waktu  itu  aku  sedang  melintasi  kerasak  dan  pepohonan  karet.  Aku
              memotong jalan menuju Fakultas Ekonomi melewati jalur sutra sebab di
              jalur itu bertaburan mahasiswi FISIP..
                  “Ikal!  Ikal!  “panggilnya  Aku  menoleh  dan  terkejut.  Mana  mungkin
              Wan  azizah  mengenalku?  Mustahil  Kate  Winslet  memakai  kerudung!
              Ketika melihatku tadi ia sedang tertawa-tawa dengan temannya, pria dan
              wanita,  yang  semua  hal  dalam  diri  mereka  menunjukkan  kemasakinian
              dan setiap kata yang meluncur dari mulut mereka adalah informasi yang
              ter-update  dalam  hitungan  menit.  Dari  dua  kualitas  itu,  aku  tahu
              kelompok  manusia  itu  adalah  mahasiswa  jurusan  komunikasi,
              administrasi niaga, dan teknik informatika. Ia mendekat dan lagu”When I
              Fall in Love menyelinap di telingaku..
                  Hatiku berbisik, Zakiah Nurmala binti Berahim Matarum....
                  Aku senang berjumpa Nurmala apalagi sekarang ia berjilbab. Bagiku

                                          143
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150