Page 195 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 195

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                           (5)   Surat  keterangan  telah  selesainya  pengharmonisasian,
                                pembulatan, dan pemantapan konsepsi RUU dari Menteri.
                                Ketentuan mengenai  keharusan  melampirkan NA dan  surat
                           keterangan penyelarasan NA dari Menteri tidak berlaku terhadap
                           RUU  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan RUU
                           Pembentukan, Pemekaran, dan Penggabungan Daerah Provinsi dan/
                           atau Kabupaten/Kota. 174
                                Adapun ketentuan mengenai tata cara mempersiapkan RUU
                           sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 sampai dengan Pasal 54 berlaku
                           secara mutatis mutandis terhadap Penyusunan RUU Kumulatif Terbuka
                           dan RUU di Luar Prolegnas di Lingkungan Pemerintah. 175

                           c.   Penyusunan Rancangan Undang-Undang di Luar Program
                                Legislasi Nasional
                                Ketentuan tentang penyusunan RUU yang dilakukan pemrakarsa
                           di luar Prolegnas diatur dalam Pasal 24 ayat (1) Perpres No. 87 Tahun
                           2014. Ditetapkan bahwa dalam keadaan tertentu, pemrakarsa dapat
                           mengajukan usul RUU di luar Prolegnas. Keadaan tertentu tercantum
                           dalam Pasal 24 ayat (2) mencakup:

                                (1)   Untuk  mengatasi  keadaan  luar  biasa,  keadaan  konflik,  dan
                                    bencana alam; dan/atau

                                (2)   Keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi
                                    nasional atas suatu RUU yang dapat disetujui bersama oleh
                                    Badan Legislasi (Baleg) dan Menteri.

                                Dalam menyusun RUU di luar Prolegnas, pemrakarsa harus
                           terlebih dahulu mengajukan permohonan izin prakarsa kepada Presiden.
                           Adapun permohonan izin prakarsa kepada Presiden disertai penjelasan
                           mengenai konsepsi pengaturan RUU, yang meliputi:
                           (1)   Urgensi dan tujuan penyusunan;

                           (2)   Sasaran yang ingin diwujudkan;
                           (3)   Pokok pikiran, lingkup, atau objek yang akan diatur; dan
                           (4)   Jangkauan serta arah pengaturan.

                          174  Ibid., Pasal 23.
                          175  Ibid., Pasal 56.


                   178   dpr.go.id
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200