Page 196 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 196

PROSES PERSIAPAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG DARI PEMERINTAH,
                            DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH, SERTA
                            PEMBENTUKAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG
                                                                  DAN PERMASALAHANNYA

                                Dalam hal Presiden memberikan izin prakarsa penyusunan RUU
                           di luar Prolegnas, pemrakarsa menyusun RUU tersebut. Selanjutnya
                           pemrakarsa menyampaikan usulan RUU di luar Prolegnas tersebut
                           kepada Menteri dengan melampirkan dokumen kesiapan teknis yang
                           meliputi: 176
                           (1)   Izin prakarsa dari Presiden;
                           (2)  NA;
                           (3)   Surat keterangan penyelarasan NA dari Menteri;

                           (4)  RUU;
                           (5)   Surat keterangan telah selesai pelaksanaan rapat panitia antar
                                kementerian/antar non-kementerian dari pemrakarsa; dan
                           (6)   Surat keterangan telah selesai pengharmonisasian, pembulatan
                                dan pemantapan konsepsi RUU dari Menteri.
                                Menteri mengajukan usul RUU di luar Prolegnas sebagaimana
                           dimaksud dalam Pasal 24 kepada Pimpinan DPR melalui Baleg untuk
                           dimuat dalam Prolegnas prioritas tahunan.
                                                              177
                                Selanjutnya mengenai  Tata Cara Penyusunan RUU di Luar
                           Prolegnas di Lingkungan Pemerintah diatur dalam Pasal 56  yang
                           menyatakan  bahwa  ketentuan  mengenai  tata  cara  mempersiapkan
                           RUU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 sampai dengan Pasal 54
                           berlaku secara mutatis mutandis terhadap Penyusunan RUU Kumulatif
                           Terbuka dan RUU di Luar Prolegnas di Lingkungan Pemerintah.


                           2.   Pembahasan Rancangan Undang-Undang
                                RUU hasil pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan
                           konsepsi disampaikan oleh Pemrakarsa kepada Presiden disertai
                           dengan penjelasan mengenai: 178
                           (1)   Latar belakang dan tujuan penyusunan;
                           (2)   Sasaran yang ingin diwujudkan; dan\atau
                           (3)   Jangkauan  dan  arah  pengaturan,  yang  menggambarkan
                                keseluruhan substansi RUU.
                          176 Ibid., Pasal 25.
                          177  Ibid.
                          178 Ibid., Pasal 87.


                                                                                  179
                                                                         dpr.go.id
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201