Page 199 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 199

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                                                     Pasal 128
                           (1)    Dalam penyusunan RUU, Anggota dapat meminta masukan dari
                                masyarakat sebagai bahan untuk menyempurnakan konsepsi RUU.
                           (2)   Dalam  penyusunan  RUU,  Komisi,  gabungan  Komisi,  atau  Baleg
                                dapat meminta masukan dari masyarakat sebagai bahan bagi
                                panitia kerja untuk menyempurnakan konsepsi RUU.
                           (3)   Untuk mendapatkan masukan sebagaimana dimaksud pada ayat
                                (2), Komisi, gabungan Komisi, atau Baleg dapat melakukan:
                                a.  RDPU;
                                b.   Kunjungan kerja ke daerah; dan

                                c.   Kunjungan kerja ke luar negeri.

                                Tahap selanjutnya dari proses persiapan RUU yang berasal dari
                           DPR adalah apa yang disebut dengan “Pengharmonisan, Pembulatan,
                           dan Pemantapan Konsepsi RUU”. Tatib DPR 2020 mengatur tahap-tahap
                           tersebut melalui sejumlah pasal sebagai berikut:

                                                     Pasal 129
                           (1)   RUU  yang berasal  dari  Anggota,  Komisi,  atau gabungan Komisi
                                dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan
                                konsepsi RUU oleh Baleg.
                           (2)   Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi RUU
                                sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek teknis, substansi,
                                dan asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan.

                                                     Pasal 130
                           (1)   Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi RUU
                                dilakukan dalam jangka  waktu paling lama 20 (dua puluh) Hari
                                sejak RUU diterima Baleg.
                           (2)   Dalam hal RUU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
                                pada akhir masa sidang kurang dari 20 (dua puluh) Hari, sisa Hari
                                dilanjutkan pada masa sidang berikutnya.
                           (3)   Dalam hal RUU disampaikan pada masa reses, 20 (dua puluh)
                                Hari dalam masa sidang dihitung sejak pembukaan masa sidang
                                berikutnya.



                   182   dpr.go.id
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204