Page 34 - BUKU ANTOLOGI PROBLEMATIK RANAH PEMBANGUNAN SISTEM EKONOMI DAN HUKUM DI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
P. 34

AMBIGUITAS PEMBANGUNAN KESADARAN
                                 HUKUM DAN REPRESIFITAS
                          HAK KEBEBASAN BEREKSPRESI ORGANISASI
                              KEMASYARAKATAN DI INDONESIA

              manusia adalah keniscayaan. Hak asasi Manusia sendiri adalah
              hak-hak yang diperoleh manusia karena keberadaannya sebagai
              manusia. Manusia memiliki bukan karena diberikan oleh masyarakat,
              negara, atau berdasarkan pada hukum positif melainkan semata-
              mata berdasarkan martabatanya sebagai manusia .
                                                          24
                    Pernyataan tersebut inheren dengan Teori Hak Kodrat John
              Locke yang menyebutkan bahwa:
                    “Semua individu dikaruniai oleh alam, hak yang inheren aatas
              kehidupan, kebebasan, dan harta, yang merupakan milik mereka
              sendiri dan tidak dapat dipindahkan atau dicabut oleh negara. ”.
                                                                    25
                    Pengakuan  dan  penghormatan  atas  hak  kebebasan
              berkumpul dan  berorganisasi
              ditegaskan pada Pasal 20 Piagam
              PBB yang dikenal dengan Universal
                                                          “Semua individu
              Declaration of Human Rights. Pasal        dikaruniai oleh alam,
              20 (1) DUHAM menyatakan bahwa               hak yang inheren
              “everyone has the right to freedom of       aatas kehidupan,
                                                             kebebasan,
              peacefull assembly and association”
                                                          dan harta, yang
              ayat (2) “No one may be compelled to
                                                          merupakan milik
              belong to an association . Selanjutnya       mereka sendiri
                                   26
              Pasal  22  Konvenan  Internasional          dan tidak dapat
              tentang Hak Sipil dan Politik              dipindahkan atau
              (International Convenant on Civil and    dicabut oleh negara.”
              Political Rights/ICCPR) sebagaimana
              diratifikasi pada UU Nomor 12 Tahun

              24  Satya Arinanto. 2008. Hukum Hak Asasi Manusia. Pusat Studi Hak Asasi Manusia. Yogyakarta.
              25  Schneider, C. J., & Peardon, T. P. (1953). John Locke, Second Treatise of Government. The
                 Western Political Quarterly. https://doi.org/10.2307/442193
              26  Universal Declaration of Human Rights. Pasal 20 (1),” 2019



                                         25
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39