Page 100 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 100

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                   oleh Sukiman dalam kongres Masyumi yang diselenggarakan pada 29
                                                   Januari 1951. Sukiman mengatakan bahwa diperlukan kerja sama yang
                                                   kuat antara parlemen dengan kabinet agar program-program kabinet
                                                   dapat terlaksana. Pernyataan ini menunjukkan dorongan Sukiman
                                                   agar susunan kabinet dapat mengakomodasi anggota PNI agar masuk
                                                   dalam kabinet Natsir.
                                                         Namun harapan itu tidak terwujud karena sampai dengan
                                                   bulan Februari 1951, kabinet Masyumi-PNI gagal terbentuk. PNI
                                                   menginginkan agar pembentukan kabinet dilakukan dengan melakukan
                                                   perubahan pada sebagian susunan anggota kabinet serta program
                                                   kerja. Selain itu, PNI yang berada dalam posisi menguntungkan
                                                   setelah keberhasilan Mosi Hadikusumo mengancam untuk menarik
                                                   seluruh anggota parlemennya  baik  di DPRS maupun DPRD dari
                                                   sidang parlemen jika pemerintah berupaya membicarakan kembali
                                                   Mosi Hadikusumo. Ancaman ini disebabkan oleh adanya tafsiran lain
                     Namun harapan                 dari Mosi Hadikusumo yang disampaikan Sutardjo Kartohadikusumo

                   itu tidak terwujud              sebagai salah satu penandatangan mosi. Sutardjo menyebutkan bahwa
                        karena sampai              mosi Hadiumsumo tidak berarti pembubaran DPRD-DPRD langsung

                        dengan bulan               dilakukan setelah mosi diterima parlemen, melainkan akan dilakukan
                                                   setelah adanya DPRD-DPRD yang baru sebagai pengganti.
                         Februari 1951,                  PNI merasa bahwa Mosi Hadikusumo telah jelas dan tidak

                   kabinet Masyumi-                lagi diperlukan upaya pembicaraan kembali antara pemerintah dan
                PNI gagal terbentuk.               parlemen untuk menjelaskan tafsiran Sutardjo sehingga PNI tidak
                                                   akan mendukung interpretasi Sutardjo tersebut. Sidik Djojosukarto
                                                   menambahkan bahwa sesuai dengan pernyataan Hadikusumo, DPRD
                                                   yang telah terbentuk berdasarkan PP No 39 tahun 1950 dibekukan
                                                   selama 3 bulan. Dalam masa 3 bulan tersebut, DPRD yang baru sudah
                                                   harus terbentuk, sehingga DPRD yang dibekukan dapat kemudian
                                                   dibubarkan.Ancaman PNI ini dikritik oleh Latjuba, anggota fraksi
                                                   Masyumi di parlemen. Latjuba mengatakan bahwa pemerintah perlu
                                                   mendapatkan keterangan jelas mengenai isi tafsiran Sutardjo. Namun
                                                   ancaman PNI yang akan menarik seluruh anggotanya dari sidang
                                                   parlemen dapat merusak upaya Masyumi yang ingin membentuk
                                                   kabinet koalisi.
                                                         Upaya  penyusunan  ulang  kabinet  akhirnya  benar-benar
                                                   menemui kegagalannya pada akhir Maret 1951. Dalam kesempatan
                                                   sidang parlemen yang dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 1951, partai-
                                                   partai oposisi pengusung Mosi Hadikusumo memutuskan keluar dari
                                                   sidang. Langkah tersebut diikuti oleh sebagian anggota parlemen





                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   97
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   97                                                                   11/19/19   1:14 PM
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105