Page 102 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 102

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                   PNI. Selain itu, permasalahan Mosi Hadikusumo juga tidak mencapai
                                                   titik temu diantara keduanya. Di sisi lain, Masyumi tetap menuntut agar
                                                   jabatan perdana menteri dan menteri luar negeri diserahkan kepada
                                                   Masyumi. Dalam pertemuan lanjutan yang dilakukan oleh Sartono
                                                   dengan Moh. Roem, Prawoto Mangkusasmito, dan Jusuf Wibisono,
                                                   Sartono gagal menarik Masyumi dalam cabinet koalisi yang berupaya ia
                                                   bangun. Menurut Sartono, kegagalan tersebut disebabkan oleh empat
                                                   hal. Pertama, ketidaksetujuan Masyumi terhadap program cabinet
                                                   yang ditawarkan oleh Sartono dalam hal politik luar negeri dengan
                                                   Belanda. Kedua, Masyumi mengharapkan agar DPRD yang terbentuk
                                                   lewat PP No. 39 Tahun 1950 diganti dengan peraturan terbaru tanpa
                                                   perlu membekukan DPRD-DPRD tersebut. Ketiga, Masyumi menuntut
                                                   jabatan Perdana Menteri, hal yang tidak dapat diberikan oleh PNI.
                                                   Keempat, Masyumi juga menuntut posisi Menteri Luar Negeri, posisi
                                                   yang juga diharapkan oleh PNI.
                                                         Di sisi lain,  meski  PNI menuntut jabatan perdana menteri,
                                                   Sartono sendiri menolak kemungkinan dirinya dijadikan sebagai
                                                   perdana menteri. Kegagalan pembentukan cabinet oleh Sartono
                                                   membuat Presiden Sukarno menunjuk Sidik Djojosukarto (PNI) dan
                                                   Sukiman Wirjosandjojo (Masyumi) untuk menjadi formatur kabinet.
                                                                                                                 116
                                                   Dibutuhkan waktu delapan hari agar kabinet pengganti Natsir akhirnya
                    Di sisi lain, meski            terbentuk dari lima hari waktu yang diberikan oleh Presiden Sukarno.
                        PNI menuntut                     Sukiman, yang ditunjuk sebagai formatur kabinet bersama

                     jabatan perdana               dengan Sidik Djojosukarto berpendapat bahwa seharusnya PNI
                     menteri, Sartono              mendapatkan posisi yang sama dengan Masyumi di dalam kabinet.
                                                   Meski demikian, Sukiman tetap berpegangan bahwa posisi perdana
                      sendiri menolak              menteri merupakan hak Masyumi. PNI awalnya menolak meski pada
               kemungkinan dirinya                 akhirnya menerima dengan syarat perdana menteri yang diajukan
                                                                                 117
                    dijadikan sebagai              bukan lagi Mohammad Natsir.  Sukiman sepakat dengan usulan
                    perdana menteri.               tersebut meski menimbulkan tentangan dari kubu Mohammad Natsir.
                                                   Perselisihan memuncak antara kedua kubu di dalam Masyumi tersebut
                                                   ketika kelompok Natsir menganggap susunan kabinet yang dibentuk
                                                   Sukiman tidak sah karena tidak melalui persetujuan partai. Ketika
                                                   susunan kabinet diumumkan, tidak ada satupun anggota kabinet yang
                                                   berasal dari kubu Natsir. 118
                                                         Tanggal 26 April 1951, kabinet Sukiman secara resmi terbentuk
                                                   dengan 20 anggota. Susunan kementerian portofolio tidak berbeda


                                                   116   Marwati Djoened Pusponegoro, dkk, op.cit, hal 309
                                                   117   Remy Madinier, op.cit
                                                   118   Herbert Feith, op.cit, hlm. 180.



                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   99
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   99                                                                   11/19/19   1:14 PM
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107