Page 99 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 99

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   penolakan dari DPRD Jawa Barat yang mengatakan bahwa PP No 39
                                                   Tahun 1950 merupakan peraturan yang lebih mendekati tuntunan
                                                   demokratis. Penolakan terhadap Mosi Hadikusumo diajukan oleh
                                                   anggota DPRD Jawa Barat, yakni M. Tabrani, Awad Alkasady, dan Ipung
                                                   Gandaprawira. 115
                                                         Partai pendukung pemerintah yang mendukung mosi
                                                   Hadikusumo memberikan keterangannya mengenai sikap yang mereka
                                                   ambil. Pemimpin PIR dan Parindra mengatakan bahwa dukungan
                                                   mereka terhadap Mosi Hadikusumo bukanlah bagian dari keinginan
                                                   mereka untuk menghapuskan tim panitia pemilihan, melainkan
                                                   menginginkan pembentukan tim panitia pemilihan yang berdasarkan
                                                   pada dasar yang berbeda. Lebih jauh, Lobo yang menjabat sebagai
                                                   ketua fraksi Parindra di parlemen mengatakan bahwa partainya tidak
                                                   berniat untuk menarik mundur menterinya dari kabinet.
                                                         Mosi Hadikusumo ditandatangani oleh Hadikusumo (PNI),
                                                   Sutardjo Kartohadikusumo (PIR), Karnadidjaja (Parindra), Tedjasukmana
                                                   (Partai Buruh), Arudji Kartawinata (PSII), Mr. Tambunan (Parkindo),
                                                   Abdul Hajat (Buruh), Abdulrachman (Tani), Tjugito (PKI), Werdojo
                                                   (Buruh), dan Moh. Enoch (Partai Katolik). Mosi Hadikusumo berhasil
                                                   mendapatkan suara mayoritas dari parlemen, dan sebaliknya
                     Pengunduran diri              memberikan kekalahan telak kepada kabinet. Mosi mendapatkan 70
                  Halim dan Harsono                suara dukungan berbanding 48 suara menolak. Kekalahan kabinet dalam

                        Tjokroaminoto              mosi Hadikusumo membuat Mr. Asaat mengajukan pengunduran diri
                            sebenarnya             yang dengan segera ditolak oleh kabinet. Ini menyulitkan posisi kabinet
                                                   karena sebelumnya telah kehilangan dua anggotanya. Sebelumnya,
               memberikan harapan                  Menteri Pertahanan, Dr. Halim telah mengundurkan diri pada bulan
                          kepada Natsir            Desember 1950 dengan alasan kesehatan. Sementara Menteri Negara,

                   untuk membentuk                 Harsono Tjokroaminoto juga mengundurkan diri karena sikap oposisi
                       kabinet dengan              yang ditunjukkan oleh PSII terhadap kabinet.
                                                         Pengunduran diri Halim dan Harsono Tjokroaminoto sebenarnya
                   dukungan dari PNI               memberikan harapan kepada Natsir untuk membentuk kabinet dengan
                     sehingga kabinet              dukungan dari PNI sehingga kabinet dapat memiliki posisi yang lebih

                dapat memiliki posisi              kuat dalam menjalankan programnya. Hal ini dikemukakan oleh Mr.
                       yang lebih kuat             Tambunan yang mengatakan bahwa penting untuk membangun
                                                   saling pengertian antara pemerintah dengan parlemen dengan
                 dalam menjalankan                 cara penyusunan ulang kabinet dengan perimbangan kekuatan di
                           programnya.             parlemen. Tambunan mengusulkan agar selain PNI, kelompok buruh
                                                   dan tani juga dilibatkan di dalam kabinet. Hal senada disampaikan

                                                   115  Harian Merdeka




                                       dpr.go.id   96





         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   96                                                                   11/19/19   1:14 PM
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104