Page 95 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 95

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                         Selanjutnya, di dalam parlemen muncul dua mosi terkait Irian
                                                   Barat pada awal Januari 1951. Mosi tersebut diajukan oleh ketua PRN,
                                                   Djody Gondokusumo dan Rahendra Kusnan. Djody Gondokusumo
                                                   menyampaikan tiga gagasan dalam mosinya. Pertama, meminta
                                                   pemerintah untuk menyiapkan perundingan lanjutan Indonesia-
                                                   Belanda untuk penyerahan Irian Barat. Kedua, memberi Belanda batas
                                                   waktu selama dua bulan untuk menerima permintaan Indonesia. Ketiga,
                                                   membatalkan Uni Indonesia-Belanda dan mengevaluasi kembali hasil
                                                   kesepakatan KMB serta seluruh kesepakatan diantara kedua negara
                                                   jika Belanda menolak memenuhi permintaan Indonesia.
                                                         Mosi Rahendra Kusnan juga terdiri atas tiga poin. Pertama,
                                                   meminta agar Irian Barat dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia
                                                   dan memiliki status yang sama dengan wilayah lain di dalam Republik
                                                   Indonesia. Kedua, membubarkan Uni Indonesia-Belanda. Ketiga,
                                                   meninjau kembali hasil kesepakatan KMB dalam jangka waktu tiga
                                                   bulan.
                                                         113
                                                         Kabinet menolak mosi Kusnan tersebut, sementara mosi Djody
                                                   Gondokusumo dicabut kembali. Meski kabinet menolak mosi Kusnan,
                                                   namun parlemen tetap melaksanakan pemungutan suara untuk
                                                   menentukan sikap. Kabinet berada dalam posisi yang sulit karena PSI
                    Kabinet menolak                sebagai salah satu partai pemerintah memutuskan abstain, sementara
                          mosi Kusnan              PSII justru mendukung mosi Kusnan. Mosi tersebut diajukan dan
                tersebut, sementara                ditandatangani oleh PNI dan PSII. Meski demikian, mosi tersebut gagal

                           mosi Djody              dilakukan karena kabinet berhasil mendapatkan dukungan parlemen
                                                   dengan suara tipis. Tercatat 66 orang anggota parlemen menolak mosi
                       Gondokusumo                 dan 63 orang anggota lainnya mendukung. Dengan kegagalan mosi ini,
                     dicabut kembali.              kabinet setidaknya dapat kembali menjalankan programnya terkait
                         Meski kabinet             penyelesaian status Irian Barat dengan Belanda.

                        menolak mosi

                      Kusnan, namun                3.3.5 Mosi Hadikusumo
                                                         Empat bulan (September 1950 - Januari 1951) berjalannya
                       parlemen tetap              pemerintahan Natsir jelas bukan masa yang tenang untuk menjalankan
                        melaksanakan               program-program kerja kabinet. Hasil perundingan Indonesia-Belanda

                  pemungutan suara                 yang diharapkan dapat mengembalikan status Irian Barat di Indonesia
                                                   jelas menunjukkan kegagalan. Selain itu, kritikan-kritikan hebat yang
                 untuk menentukan
                                                   didapatkan Natsir seputar pembentukan kabinet yang tidak hanya
                                    sikap.         datang dari partai oposisi, melainkan juga partai pendukung pemerintah



                                                   113   Herbert Feith, op.cit, hal 164




                                       dpr.go.id   92





         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   92                                                                   11/19/19   1:14 PM
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100