Page 108 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 108

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                   Tjokronegoro. Ia mengatakan tidak dapat mempercayai program
                                                   cabinet dan akan melakukan oposisi kepada pemerintah.
                                                         Dalam perkembangannya, meski mendapatkan banyak kritik dari
                                                   berbagai pihak terutama oposisi, kabinet Sukiman tetap mendapatkan
                                                   dukungan luas dari fraksi di parlemen. Dalam kesempatan sidang
                                                   untuk memberikan mosi kesempatan untuk bekerja alih-alih mosi
                                                   kepercayaan, kabinet Sukiman berhasil mendapatkan dukungan 119
                                                   suara berbanding 39 suara yang menolak. Kemenangan ini setidaknya
                                                   memberikan kepercayaan diri kepada Sukiman dan kabinet yang baru.
                                                         Meski demikian, dukungan dari para pemimpin militer tidak
                                                   berhasil didapatkan oleh kabinet Sukiman. Sebaliknya, hubungan
                                                   diantara keduanya menunjukkan rasa saling tidak percaya, berbeda
                                                   dengan kabinet Natsir yang mendapatkan dukungan militer.
                                                   Gagalnya kabinet Sukiman mendapatkan dukungan dari pimpinan
                           Tampaknya,              militer tampaknya disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, tidak

                        pengangkatan               dimasukkannya tokoh Masyumi kelompok Natsir, PSI, serta Hamengku
                      Sewaka sebagai               Buwono IX (HB IX) di dalam kabinet Sukiman. Lazim diketahui bahwa

                 Menteri Pertahanan                HB IX merupakan salah satu tokoh yang dekat dengan para pimpinan
             dipandang oleh militer                militer saat itu karena kemampuannya menjembatani sipil-militer
                                                   terutama pada masa revolusi. Selain itu, tidak dimasukkannya tokoh-
                    sebagai tindakan               tokoh yang dekat dengan kalangan militer menunjukkan upaya kabinet
                 yang menunjukkan                  Sukiman untuk menjauhi pengaruh militer di dalam kabinetnya, hal

                    rasa tidak hormat              yang ia kritik dari kabinet Natsir. Militer pada dasarnya berupaya
              pemerintahan kepada                  untuk terlibat dalam permasalahan politik sebagaimana pada masa
                                                   kabinet Natsir dengan meminta agar HB IX diangkat menjadi Menteri
                                mereka.            Pertahanan. Namun HB IX sendiri menolak dengan mengatakan
                                                   bahwa dirinya tidak memiliki kecocokan dengan kabinet Sukiman.
                                                                                                                 124
                                                   Pada akhirnya, Sewaka yang berasal dari PIR yang kemudian diangkat
                                                   menjadi Menteri Pertahanan.
                                                         Tampaknya, pengangkatan Sewaka sebagai Menteri Pertahanan
                                                   dipandang oleh militer sebagai tindakan yang menunjukkan rasa tidak
                                                   hormat pemerintahan kepada mereka. Hal ini disebabkan karena Sewaka
                                                   bukanlah tokoh yang akrab di kalangan militer. Militer menginginkan
                                                   tokoh politik yang dapat memberikan dukungan terhadap upaya
                                                   reorganisasi yang dilakukan oleh militer sejak masa kabinet Hatta.
                                                   Dalam pandangan para pemimpin militer, Sewaka bukanlah sosok
                                                   yang dapat memenuhi tuntutan militer tersebut. Akibatnya, tampak
                                                   kesan bahwa kabinet dengan petinggi militer sering tidak sejalan. Satu

                                                   124   John Monfries, Raja di Negara Republik, hal 280, Jakarta: Penerbit Biography




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   105
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   105                                                                  11/19/19   1:14 PM
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113