Page 112 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 112

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                   pasukan Kahar Muzakkar akan dimasukkan ke dalam Korps Tentara
                                                   Cadangan Nasional tampaknya diterima oleh Kahar Muzakkar.
                                                   Direncanakan pula peresmiannya akan dilakukan pada saat perayaan
                                                   kemerdekaanIndonesia tanggal 17 Agustus 1951 di Makassar, saat
                                                   masa kabinet Sukiman. Namun Kahar Muzakkar tidak hadir dalam
                                                   perayaan kemerdekaan dan memilih untuk masuk ke pegunungan
                                                   untuk melakukan pemberontakan kepada pemerintah. Hal ini direspon
                                                   oleh pemerintah pada akhir Agustus 1951 yang mengultimatum kepada
                                                   kelompok pemberontak agar menyerahkan diri dan memberi batas
                                                   waktu lima hari kepada pemberontak sebelum pemerintah menggelar
                                                   operasi militer penumpasan pemberontakan. Sementara di Jawa Barat,
                                                   operasi besar-besaran penumpasan pemberontakan juga digelar. Di
                                                   Kalimantan Selatan, hampir bersamaan dengan operasi yang digelar di
                                                   Sulawesi Selatan, penyerangan terhadap DI/TII pimpinan Ibnu Hajar
                                                   juga dilakukan.
                                                         Meski demikian, tampaknya pendekatan militer yang dilakukan
                                                   oleh kabinet Sukiman untuk menumpas pemberontakan tidak serta
                                                   merta membuat hubungan antara petinggi militer dengan kabinet
                                                   membaik. Kurang berhasilnya operasi-operasi militer yang dilakukan
                                                   pada masa awal penumpasan menjadi faktor yang mempengaruhi
                       Meskipun telah              diluar kenyataan bahwa hubungan antara kabinet Sukiman dengan

               berhasil membentuk                  militer sejak awal memang telah menunjukkan kerenggangannya. Pada
                        kabinet koalisi            akhirnya, pasca kejatuhan kabinet Sukiman, tampak militer memainkan

                        Masyumi-PNI,               peran yang penting dalam politik Indonesia.
             tampaknya hubungan                    3.4.2 Dinamika Hubungan PNI-Masyumi

                       diantara kedua
                                                         Meskipun telah berhasil membentuk kabinet koalisi Masyumi-
               partai besar di dalam               PNI, tampaknya hubungan diantara kedua partai besar di dalam

                   parlemen berjalan               parlemen berjalan naik-turun. Setelah berhasil melakukan perimbangan
                            naik-turun.            kekuasaan dengan masing-masing mendapatkan lima jatah kursi
                                                   kabinet, hubungan kedua partai memanas dengan kebijakan Menteri
                                                   Dalam Negeri, Iskaq Tjokroadisurjo yang meminta agar DPRD-DPRD
                                                   menghentikan segala aktivitasnya. Permintaan ini memnacing
                                                   kemarahan dari Masyumi. Kemarahan ini cukup beralasan. Masyumi,
                                                   bagaimanapun juga mendapatkan keuntungan dari sistem pemilihan
                                                   anggota DPRD (pasal 4 PP No 39 Tahun 1950) dengan banyaknya
                                                   organisasi yang terafiliasi dengannya. Hal inilah yang membuat
                                                   Masyumi dapat menguasai sebagian besar kursi DPRD yang
                                                   menyelenggarakan pemilihan sampai dengan dikeluarkannya Mosi




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   109
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   109                                                                  11/19/19   1:14 PM
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117