Page 117 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 117

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   serta bekerja sama untuk menjalankan administrasi pemerintahan.
                                                   Sedangkan status mengenai kedaulatan Irian Barat akan dibicarakan
                                                   kembali. Belanda nampaknya menolak tawaran tersebut meski sampai
                                                   dengan kejatuhan kabinet Sukiman pada 23 Februari 1952, pemerintah
                                                   Belanda tidak pernah memberikan jawaban secara resmi. Dengan
                                                   kenyataan tersebut, kembali upaya Indonesia untuk menegakkan
                                                   kedaulatan di Irian Barat mengalami kegagalan sebagaimana kegagalan
                                                   sama terjadi pada masa kabinet Natsir.



                                                   3.5.2   Kejatuhan Kabinet Sukiman:
                                                   Penandatanganan Mutual Security Act
                                                   (MSA) dan Mosi Sunario
                                                         Salah satu hal terpenting yang muncul pada masa kabinet
                                                   Sukiman adalah sikap politik luar negeri Indonesia. Sebelumnya,
                                                   kebijakan politik luar negeri Indonesia telah digariskan bersifat
                                                   bebas dan aktif. Dengan garis politik ini, Indonesia dapat memainkan
                                                   perannya di dunia internasional secara bebas tanpa harus memihak
                                                   salah satu blok di masa Perang Dingin. Sikap ini telah disampaikan
                                                   oleh Mohammad Hatta yang mengatakan,


                                                               “Apakah bangsa Indonesia yang memperjuangkan
                                                               kemerdekaannya harus  memilih  saja antara pro-
                                                               Rusia dan pro-Amerika? Apakah tak ada pendirian
                     engan kenyataan                           lain yang harus diambil dalam mengejar cita-cita
                     tersebut, kembali                         bangsa? Pemerintah berpendapat bahwa pendirian

                      upaya Indonesia                          yang harus ialah supaya Indonesia jangan menjadi
                                                               obyek dalam pertarungan politik internasional,
                  untuk menegakkan                             melainkan harus tetap menjadi subyek yang

                   kedaulatan di Irian                         berhak menentukan sikap sendiri dan politik luar
                     Barat mengalami                           negeri  Republik Indonesia  harus  ditentukan oleh

                              kegagalan                        kepentingannya sendiri dan dijalankan menurut
                                                               keadaan dan kenyataan yang kita hadapi. Garis
                          sebagaimana                          politik Indonesia tidak dapat ditentukan oleh haluan

                      kegagalan sama                           politik negeri lain yang berdasarkan kepentingan
                    terjadi pada masa                          negeri itu sendiri.” 131

                         kabinet Natsir.



                                                   131  Mahrus Irsyam, Politik Luar Negeri Republik Indonesia yang Bebas Aktif: Studi Kasus Mutual
                                                      Security Act (MSA) Pada Masa Kabinet Sukiman, (Depok: Laporan Penelitian Universitas
                                                      Indonesia), hlm. 12




                                       dpr.go.id   114





         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   114                                                                  11/19/19   1:14 PM
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122