Page 118 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 118
HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
SUKIMAN (1951 - 1952)
Senada dengan yang telah disampaikan oleh Hatta, baik Natsir
maupun Sukiman juga menegaskan hal yang sama juga menekankan
hal yang sama. Dalam kesempatan sidang parlemen pada tanggal 10
Oktober 1950, Natsir mengatakan,
“Dengan menamakan politik yang bebas, pemerintah
hendak melalui jalan yang nyata sehingga Indonesia
dapat membantu dengan cara yang positif dalam
mencapai cita-cita umat manusia. Jika politik
netral diartikan dengan politik yang negatif, dan
berarti tidak bercampur tangan di dalam suatu
pertentangan seolah-olah pertentangan itu tidak
akan mempengaruhi keadaan dan nasib diri sendiri,
Meski Indonesia telah atas dunia, dan tinggal diam tidak berbuat apa-apa
menyatakan sikapnya ke arah mencari penyelesaian itu, bukan politik
netral yang demikian itu yang kita jalankan.”
132
untuk tidak memihak
diantara kedua blok Sementara Sukiman dalam kesempatan menyampaikan
yang berseteru pandangan mengenai perang dingin mengatakan bahwa “pemerintah
selama masa perang tidak akan menambah ketegangan ini dengan ikut campur dalam perang
dingin, namun dingin yang merajalela antara dua blok dunia itu.” 133
Meski Indonesia telah menyatakan sikapnya untuk tidak
Amerika Serikat memihak diantara kedua blok yang berseteru selama masa perang
tetap memberikan dingin, namun Amerika Serikat tetap memberikan perhatiannya kepada
perhatiannya kepada Indonesia. Bagaimanapun juga, Indonesia merupakan negara yang
Indonesia. terletak di kawasan Asia Tenggara yang strategis dan memiliki potensi
sumber daya alam yang melimpah. Selain itu, kawasan Asia Tenggara
khususnya Indonesia merupakan kawasan potensial bagi pemasaran
industri negara-negara Barat.
Satu hal yang juga tidak dapat diabaikan adalah kenyataan bahwa
Indonesia pernah mengalami pemberontakan Partai Komunis Indonesia
di Madiun pada tahun 1948, sehingga Amerika Serikat tampaknya
memiliki keyakinan bahwa garis politik luar negeri Indonesia dapat
diarahkan menuju hubungan yang dekat dengan blok barat. Berbagai
peristiwa di dalam negeri Indonesia pada masa kabinet Sukiman seperti
Razia Agustus 1951, sikap anti-komunis yang ditunjukkan Masyumi, dan
pelarangan perayaan berdirinya Republik Rakyat Cina (RRC) pada awal
Oktober 1951 semakin meneguhkan keyakinan tersebut.
132 Remy Madinier, op.cit, hlm.169
133 Mahrus Irsyam, op.cit, hlm. 14
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 115
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd 115 11/19/19 1:14 PM