Page 120 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 120

HUBUNGAN DPR DENGAN KABINET
                                                                                NAT SIR (1950- 1951) D AN KABINET
                                                                                             SUKIMAN (1951 - 1952)


                                                   hubungan ekonomi Indonesia dengan India dan Myanmar tetap
                                                   terjaga. Sementara Sjafruddin Prawiranegara menambahkan bahwa
                                                   Indonesia tidak perlu ikut dalam penandatanganan perjanjian tersebut
                                                   karena  Indonesia tidak pernah terlibat perang dengan Jepang.
                                                   Karena kedua kubu mempunyai argumentasi yang baik dan rasional,
                                                   akhirnya pimpinan, Masyumi kemudian melakukan voting untuk
                                                   menentukan sikap terhadap langkah yang diambil kabinet. Hasil voting
                                                   menunjukkan, kelompok Sukiman mendapatkan kemenangan tipis
                                                   dengan dukungan 17 orang anggota berbanding 14 orang yang menolak,
                                                   sementara terdapat dua anggota yang memilih abstain.
                                                         Sementara itu, kabinet melakukan sidang untuk menentukan
                                                   sikap kabinet apakah akan ikut dalam penandatanganan perjanjian
                                                   damai Jepang atau tidak pada 7 September 1951. Menteri-menteri
                                                   yang berasal dari Masyumi, PIR, Partai Katolik, dan Fraksi Demokrat
                                                   menyatakan dukungannya terhadap penandatanganan perjanjian,
                                                   sementara PNI dan Partai Buruh menolak. Sikap yang ditunjukkan para
                                                   menteri dari PNI ini sesuai dengan garis kebijakan partai yang menolak
                       Meski menolak               kemungkinan Indonesia ikut dalam perjanjain damai tersebut meski
                 perjanjian tersebut,              golongan tua di dalam PNI memberikan dukungannya. Selanjutnya,
                                                   hasil keputusan sidang menunjukkan 10 orang anggota kabinet
                tampaknya terdapat                 mendukung berbanding 6 orang yang menolak.
              kekhawatiran dari PNI                      Meski  menolak  perjanjian  tersebut,  tampaknya  terdapat

                 akan kemungkinan                  kekhawatiran dari PNI akan kemungkinan jatuhnya kabinet oleh mosi
              jatuhnya kabinet oleh                yang diajukan oleh parlemen. Sidik Djojosukarto mengatakan bahwa

                 mosi yang diajukan                meski PNI menolak kemungkinan persetujuan perjanjian damai Jepang
                                                   oleh parlemen, namun partainya tidak akan mendukung upaya apapun
                       oleh parlemen.              dari  parlemen  untuk melakukan debat  terkait  dengan  perjanjian
                                                   tersebut. Pada akhirnya, parlemen tidak pernah meratifikasi perjanjian
                                                   damai Jepang tersebut.
                                                         Hal berikutnya yang menunjukkan kedekatan hubungan antara
                                                   kabinet Sukiman dengan Amerika Serikat adalah penandatanganan
                                                   bantuan MSA, suatu bantuan yang diberikan Amerika Serikat
                                                   kepada negara-negara berkembang dalam upaya Amerika Serikat
                                                   untuk membendung perluasan pengaruh komunis di dunia. Dengan
                                                   menerima bantuan tersebut, maka negara penerima bantuan tidak
                                                   hanya akan menerima bantuan ekonomi, melainkan juga bantuan
                                                   militer, sebagaimana ditegaskan oleh Harry S. Truman, “Perubahan
                                                   penekanan program bantuan ekonomi, dari upaya pemulihan menuju
                                                   dukungan pertahanan memerlukan koordinasi antara Administrasi
                                                   Kerjasama Ekonomi dengan Departemen Pertahanan.”





                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   117
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 3 CETAK.indd   117                                                                  11/19/19   1:14 PM
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125