Page 127 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 127

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   parlementer, dapat ditelusuri melalui perjalanan historis pemerintahan
                                                   Indonesia di tahun 1950-an.
                                                         Secara umum, terdapat beberapa karakteristik pemerintahan
                                                   yang terlihat di periode 1950-an. Pertama, ada dominasi yang kuat dari
                                                   masyarakat sipil di dalam pemerintahan. Kedua, pentingnya peran dari
                                                   partai-partai politik. Ketiga, terdapat persaingan yang sehat di dalam
                                                   berdemokrasi. Keempat, para elite politik secara luas menghormati
                                                   simbol demokrasi. Kelima, minimnya pelanggaran kebebasan sipil.
                                                   Keenam, sejalan dengan poin kelima, yaitu minimnya pemaksaan di
                                                   dalam politik. 139
                                                         Republik Indonesia Serikat dibentuk pada tanggal 27 Desember
                                                   1949 berdasarkan hasil KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag.
                                                   Beberapa kesepakatan tersebut antara lain adalah bahwa negara baru,
                                                   yang akan diberi kedaulatan, akan menjadi federasi dan konstitusi awal
                                                   disepakati; Akan ada Persatuan Kerajaan Belanda, dan Negara-Negara
                                                   Kesatuan Republik Indonesia, di mana suatu statuta union disepakati;
                                                   Ketentuan pengalihan kedaulatan yang terkandung dalam Piagam
                                                   Pengalihan Kedaulatan di mana Keraj aan Belanda secara tanpa syarat
                                                   dan tidak dapat ditarik kembali mentransfer kedaulatan penuh atas
                                                   Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat dan dengan demikian
                                                   mengakui Republik sebagai negara merdeka; dan sebagainya.  Dapat
                                                                                                           140
                                                   dikatakan bahwa terdapat pencapaian kompromi yang sukses. Di satu
                                                   sisi, kedua belah pihak terus memperdebatkan apakah pencapaian itu
                                                   berdasarkan tekanan Amerika Serikat atau terutama kekuatan militer
                                                   Republik Indonesia. Di sisi lain, sejak akhir tahun 1949, ketika Indonesia
                                                   mendapatkan kedaulatan yang utuh, pemerintah Indonesia (maupun
                                                   pandangan negara-negara Barat) telah menekankan pentingnya
                                                   pemilihan umum di seluruh negara bagian. Sejumlah pihak di Indonesia
                                                   telah mengambil pandangan yang sama sehingga masalah pemilihan
                                                   umum adalah permasalahan pokok yang berada di tengah-tengah
                                                   panggung politik.

                   Republik Indonesia              4.1 DPR dalam Lingkaran Intelektual
               Serikat dibentuk pada                     Dapat dikatakan bahwa kekuasaan di Indonesia pada tahun
               tanggal 27 Desember                 1950-an berada di tangan para intelektual. Intelektual Indonesia

                     1949 berdasarkan              merujuk kepada orang-orang dari universitas di Barat atau pendidikan
                                                   menengah atas, yang telah menjadi komponen utama dari elit politik
               hasil KMB (Konferensi               negara selama periode pasca-revolusioner.  Hal ini dapat dilihat dari
                                                                                           141
                          Meja Bundar)
                           di Den Haag.            139  Goh Cheng Teik, (1972), Why Indonesia’s Attempt at Democracy in the Mid-1950s Failed, Modern
                                                      Asian Studies, 6(2), h. 225. (Lihat juga Feith, H. (1962). The Decline of Constitutional Democracy
                                                      in Indonesia. Cornell University Press: Ithaca)
                                                   140  Sutan Sjahrir, (1951), Current Problems in Indonesia, Pakistan Horizon, 4(4), h. 201.
                                                   141  Herbert Feith, (2009), The Wilopo Cabinet, 1952-1953: A Turning Point in Post-Revolutionary
                                                      Indonesia, Singapore: Equinox Publishing, h. 60.



                                       dpr.go.id   126





         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   126                                                                  11/19/19   10:47 AM
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132