Page 132 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 132

PARLEMEN D ALAM PER ALIHAN
                                                                       DEWAN PER WAKILAN R AKYAT  1952 – 1954



                                                   berdirinya Republik Indonesia, ia telah memperluas keanggotaannya
                                                   dan meningkatkan kekuatan dan pengaruh kelompok-kelompok
                                                   depan yang berafiliasi, yang paling penting adalah Sentral Organisasi.
                                                   Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), konfederasi serikat buruh terbesar
                                                   di negara ini. Organisasi depan lainnya termasuk kelompok veteran,
                                                   petani, pemuda, perempuan, budaya, dan perdamaian. Program PKI,
                                                   seperti program partai Komunis lainnya, menekankan penghapusan
                                                   kolonialisme, imperialisme, dan feodalisme, melihat ke depan untuk
                                                   pembentukan “demokrasi rakyat”. 145
                                                         Indonesia di awal tahun 1950-an seringkali direpresentasikan
                                                   di dalam historiografi Indonesia sebagai “tahun-tahun yang sulit”.
                                                   Beragam isu yang menjadi permasalahan besar dan mewarnai situasi
                                                   Indonesia antara lain adalah pemberontakan separatisme di banyak
                                                   daerah, peningkatan ketegangan politik antara kekuatan politik kanan
                                                   dan kiri yang dikaitkan dengan PKI (Partai Komunis Indonesia), serta
                   Indonesia di awal               jatuh bangunnya kabinet pemerintahan.  Pada tahun-tahun awal di
                                                                                        146
                          tahun 1950-              dekade 1950-an, terdapat sejumlah 232 anggota parlemen yang berasal

                          an seringkali            dari berbagai partai. Masyumi mendapat 49 kursi (21 %), PNI (Partai
                                                   Nasional Indonesia) 36 kursi (16 %), PSI (Partai Sosialis Indonesia) 17
                direpresentasikan di               kursi (7,3 %), PKI 13 kursi (5 %), Partai Katolik 9 kursi (3,9 %), Partai
                  dalam historiografi              Kristen 5 kursi (2,2 %), dan Murba 4 kursi (1,7 %) sedangkan terdapat
                   Indonesia sebagai               lebih  dari  42  % kursi  yang diduduki  oleh partai  dan perorangan
                                                                                              147
                  “tahun-tahun yang                lainnya yang berjumlah tidak lebih dari 17 kursi.  Posisi presiden tidak
                                                   memiliki kekuasaan yang nyata kecuali wewenang untuk menunjuk
                                    sulit”.        para formatur untuk mengatur kabinet yang dibuat. Proses tersebut
                                                   merupakan bagian dari negosiasi politik yang sangat kompleks.
                                                         Sistem pemerintahan berbasis demokrasi parlementer di tahun
                                                   1950-an, memberikan ciri tersendiri di dalam lintasan sejarah Indonesia.
                                                   Sepanjang perjalanan sejarah Indonesia dalam upayanya untuk menuju
                                                   negara yang demokratis, terdapat tiga bentuk “Indonesia”. Pertama,
                                                   Indonesia sebagai negara yang baru mendapatkan kemerdekaan dan
                                                   kedaulatan. Kedua, Indonesia sebagai negara bangsa yang sedang
                                                   membangun lintasan demokrasi, kebebasan pers, serta memajukan
                                                   kesejahteraan  warga  negara;  di dalam aspek  ini  termasuk  upaya
                                                   memajukan pendidikan, pengadilan yang telah berdiri kuat. Di tahun


                                                   145  Harold Gosnell, (1958). Indonesians Go to the Polls: The Parties and their Stand on Constitutional
                                                      Issues. Midwest Journal of Political Science, 2(2), 188..
                                                   146  Henk Nordholt, (2011), Indonesia in the 1950s: Nation, modernity, and the post-colonial
                                                      state. Bijdragen Tot De Taal-, Land- En Volkenkunde, 167(4), h. 386.
                                                   147  Merle Calvin Ricklefs, (2008), Sejarah Indonesia Modern, Jakarta: Mizan, h. 503. (lihat juga Guy
                                                      Pauker. (1958). The Role of Political Organizations in Indonesia. Far Eastern Survey, 27(9), 129-142.)



                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   131
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   131                                                                  11/19/19   10:47 AM
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137