Page 134 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 134

PARLEMEN D ALAM PER ALIHAN
                                                                       DEWAN PER WAKILAN R AKYAT  1952 – 1954



                                                         Pada periode administrasi Wilopo, DPR memiliki peran
                                                   yang signifikan dalam berbagai peristiwa penting di dalam masa
                                                   pemerintahan tersebut. Di tahun awal pemerintahan Kabinet Wilopo,
                                                   DPR menuntut reorganisasi Departemen Pertahanan dan pemecatan
                                                   kepemimpinan Angkatan Darat sebagai tanggapan terhadap oposisi
                                                   militer terhadap pengurangan pasukan. Ini menyebabkan Peristiwa
                                                   17 Oktober 1952 berupa demonstrasi besar-besaran di Istana
                                                   Kepresidenan oleh tentara dan warga sipil yang menuntut DPR
                                                   dibubarkan. Meskipun demikian, restrukturisasi angkatan perang
                                                   pada masa pemerintahan Kabinet Wilopo juga tercatat sebagai salah
                                                   satu prestasi yang paling baik pada periode Demokrasi Parlementer.
                                                                                                                 151
                                                         Selain dari peristiwa-peristiwa menarik di tahun-tahun tersebut,
                                                   berbagai kabinet yang bekerja di awal masa Demokrasi Parlementer,
                                                   terdapat konfigurasi politik menarik yang menarik di tahun 1950-
                                                   an. Terkait pemilihan umum yang direncanakan pada tahun 1955,
                                                   Kabinet Wilopo sudah melakukan persiapan terhadap RUU (Rancangan
               Selain dari peristiwa-              Undang-Undang) terkait pemilihan umum. Meskipun RUU pemilu
                   peristiwa menarik               diperkenalkan pada tahun 1951, rancangan tersebut tidak disahkan

                       di tahun-tahun              hingga 1953 dan pemilihan baru diadakan pada tahun 1955. Hasil dari
                   tersebut, berbagai              pemilihan umum di tahun 1955 juga mengejutkan banyak pihak. Suara
                                                   yang diperoleh oleh Partai Sosialis Indonesia dan Masyumi berada pada
                          kabinet yang             posisi yang lebih rendah dibandingkan dengan PKI. Setelah pemilihan
                       bekerja di awal             umum, PNI dan Masyumi masing-masing memiliki 57 kursi, Nahdlatul

                     masa Demokrasi                Ulama memiliki 45 kursi dan PKI memiliki 39 kursi. Saat itu terdapat
                          Parlementer,             28 partai di parlemen, terdapat kenaikan jumlah jika dibandingkan
                                                   dengan sebelum pemilihan yang berjumlah 20 partai.
                                                                                                    152
                 terdapat konfigurasi
                politik menarik yang               4.2 DPR dalam Upaya Mengorganisasi
                    menarik di tahun               Negara

                               1950-an.                  Berakhirnya Kabinet Sukiman memunculkan antisipasi Sukarno
                                                   untuk menciptakan formasi kabinet yang dianggap dapat bekerja sama
                                                   dengannya. Mengambil pelajaran dari kabinet sebelumnya yang terdiri
                                                   dari orang-orang yang dianggap tidak dapat bekerja sama dengan
                                                   Sukarno, Kabinet Wilopo dianggap akan menawarkan kinerja yang
                                                   efektif dan efisien dalam menyelesaikan permasalahan kenegaraan.
                                                                                                                 153


                                                   151  Bruce Glassburner, 1962, Economic Policy-Making in Indonesia, 1950-57, Economic Development
                                                      and Cultural Change, 10(2), h. 125.
                                                   152  Merle Calvin Ricklefs, op. cit., h. 522.
                                                   153  Herbert Feith. (1962). The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia. Ithaca: Cornell
                                                      University Press, h. 224.



                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   133
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   133                                                                  11/19/19   10:47 AM
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139