Page 137 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 137

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                     6.  Luar Negeri
                                                         a.  Mengisi politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan
                                                            aktifitas yang sesuai dengan kewajiban bangsa Indonesia
                                                            dalam kekeluargaan bangsa-bangsa dan sesuai dengan
                                                            kepentingan nasional menuju perdamaian dunia
                                                         b.  Menyelenggarakan hubungan antara Indonesia dengan
                                                            Belanda  yang  sebelumnya  berdasarkan  asas  unie-
                                                            statuut  menjadi  hubungan  berdasarkan  perjanjian
                                                            internasional   biasa,   mempercepat     peninjauan
                                                            kembali  persetujuan  hasil  Konferensi  Meja  Bundar,
                                                            serta meniadakan perjanjian-perjanjian yang pada
                                                            kenyataannya merugikan rakyat dan negara
                                                         c.  Memasukkan  wilayah  Irian  Barat  ke  dalam  wilayah
                                                            Republik    Indonesia   dalam   waktu    sesingkat-
                                                            singkatnya. 155


                                                         Poin-poin di atas adalah prioritas utmaa dari Kabinet Wilopo,
                                                   akan tetapi Kabinet Wilopo sangatlah membutuhkan persatuan dan
                                                   kesatuan serta fondasi politik di dalam kabinet yang kuat.
                                                         Pada 30 Maret 1952, Wilopo mengajukan daftar anggota kabinet
                                                   kepada Presiden Sukarno. Terdapat daftar Menteri dari P.N.I. dan
                                                   Masyumi (masing-masing empat kursi, dan mewakili kelompok
                                                   utama Wilopo dan Natsir), P.S.I. (dua kursi), P.S.I.I., Partai Buruh,
                                                   Parindra dan dua partai Kristen (masing-masing satu kursi), dan tiga
                                                   orang non-partai. Tetapi Presiden Sukarno tidak segera menerima
                    Di sisi lain, orang-           daftar ini, menyatakan bahwa dia tidak akan mengambil keputusan
                  orang seperti Jusuf              sampai dia membahas masalah ini dengan Wakil Presiden Hatta

                 Wibisono dan Sajuti               yang pada saat itu tidak berada di Jakarta. Langkah ini, yang belum
                                                   pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah konstitusional Indonesia,
                       Melik, membela              menyebabkan banyak protes. A. M. Tambunan dari Partai Kristen dan

                    tindakan Presiden              Wakil Ketua Parlemen pertama, menyatakan dengan kuat bahwa itu
               Sukarno. Mereka tidak               tidak konstitusional. Di sisi lain, orang-orang seperti Jusuf Wibisono

                hanya menunjukkan                  dan Sajuti Melik, membela tindakan Presiden Sukarno. Mereka tidak
                                                   hanya menunjukkan kelemahan kabinet yang Wilopo telah terbentuk
                  kelemahan kabinet                — oposisi dari P.I.R. dan Fraksi Demokrat, posisi ambigu Nahdatul

                    yang Wilopo telah              Ulama, dan keragu-raguan dukungan dari P.N.I., dan faktor-
                               terbentuk           faktor pribadi seperti penentangan Presiden Sukarno terhadap
                                                   calon Menteri Urusan Luar Negeri Wilopo, Mukarto Notowidigdo

                                                   155  Pedoman, 7 Maret 1952.




                                       dpr.go.id   136





         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   136                                                                  11/19/19   10:47 AM
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142