Page 129 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 129
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
menengah pertama. Dalam beberapa kasus, posisi tersebut jatuh ke
orang-orang dari pendidikan menengah Islam, dan dalam sejumlah
kasus kepada mereka yang pengalaman pendidikannya yang paling
penting diberikan oleh militer atau pelatihan organisasi-politik yang
diberikan oleh Jepang pada periode pendudukan mereka. Sebagian
besar orang-orang dari kelompok pemimpin massa ini menjadi terkenal
hanya melalui pendudukan Jepang atau revolusi - karena memang
organisasi massa hampir tidak mungkin di bawah rezim Belanda
sebelum perang, kecuali badan-badan yang didirikan pada agama atau
regional, tetapi tidak terutama politik dasar. Memiliki pelatihan formal
yang kurang atau berbeda dan jenis pengalaman yang berbeda dari
Barat, yang berkuasa dalam waktu yang sangat berbeda, yang sebagian
besar lebih muda dan karena kekuasaan mereka untuk peran politik
yang sama sekali berbeda menuntut berbagai jenis kompetensi dan
pandangan, pemimpin massa di elit politik sangat kontras dengan para
anggota intelektual elit ini. Peran mereka lebih bersifat politis daripada
pemerintah, tidak mengherankan bahwa Soelaeman Soemardi,
dalam penyelidikannya atas tiga kategori pembuat keputusan politik,
menemukan proporsi pemimpin massa (dibandingkan dengan
intelektual) untuk yang terbesar di antara anggota parlemen, kedua
terbesar di antara menteri kabinet dan setidaknya di antara pegawai
Orang kemudian pemerintah tingkat tertinggi.
Orang kemudian dapat melihat elit politik Indonesia pasca-
dapat melihat elit revolusi dalam hal asosiasi dua kategori utama pemimpin, yang terkait
politik Indonesia secara kasar dengan dua fungsi politik utama: kaum intelektual di
pasca-revolusi satu sisi, para pemimpin massa di pihak lain. Kategori-kategori itu
dalam hal asosiasi tidak digambarkan secara jelas, dan banyak sekali tumpeng tindih.
dua kategori utama Banyak intelektual, dalam pengertian orang-orang dari universitas
di Barat atau pendidikan menengah atas, adalah pemimpin massa
pemimpin, yang yang sangat efektif. Di sisi lain, sejumlah orang yang tidak memiliki
terkait secara kasar pelatihan semacam itu ternyata memikul tanggung jawab pemerintah
dengan dua fungsi yang sangat rumit. Namun demikian, dikotomi tersebut berguna untuk
politik utama: kaum memahami dinamika konflik di dalam elit politik. Seperti yang akan
intelektual di satu sisi, kita lihat, hal ini berguna juga dalam menyoroti divisi di dalam pihak-
pihak tertentu.
142
para pemimpin massa Para elit politik Indonesia yang akan didefinisikan adalah
di pihak lain orang-orang yang berkontribusi aktif terhadap pengambilan
keputusan yang menghasilkan krisis politik atau konsensus yang
142 Ibid., h. 62-5.
dpr.go.id 128
02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd 128 11/19/19 10:47 AM