Page 153 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 153

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                         Sangat penting di sini untuk mempertimbangkan kebijakan-
                                                   kebijakan dan penekanan yang secara langsung berkaitan dengan
                                                   kegiatan partai politik. Kebijakan kabinet untuk pemilihan umum
                                                   adalah salah satunya. Mengenai hal ini, pernyataan Wilopo menjelaskan
                                                   bahwa tindakan itu dimaksudkan dan juga ditunjukkan oleh fakta
                                                   bahwa pemilihan untuk Majelis Konstituante dan dewan legislatif
                                                   daerah telah ditempatkan sebagai prioritas pertama dalam program
                                                   kabinet. Hal tersebut adalah refleksi dasar dalam perjuangan politik
                                                   pembentukan kabinet itu sendiri. Wilopo menyatakan bahwa
                                                   pemerintah telah melakukan penelitian serta persiapan yang cukup
                                                   — melalui delegasinya ke Australia dan India dan dalam pemilihan
                                                   dewan regionalnya di Minahasa, Yogyakarta dan Makassar —   untuk
                                                   memungkinkannya membentuk sistem pemilihan umum yang cocok
                                                   untuk Indonesia. Oleh karena itu, hal selanjutnya yang perlu dilakukan
                                                   adalah mempersiapkan Rancangan Undang-Undang pemilihan.
                                                         Akan tetapi, dalam masalah ini, Wilopo tidak memberikan
                                                   informasi spesifik menyangkut aspek-aspek yang melibatkan politik.
                                                   Ia menyatakan bahwa pemerintah cenderung mendukung langsung
                                                   atas pemilihan tidak langsung. Ia mengatakan bahwa dewan regional
                                                   yang sedang aktif akan terus melakukannya hingga dewan yang baru
                                                   terpilih. Namun, ia tidak mengatakan apakah pemilihan untuk Dewan
                                                   Konstituante akan diadakan sebelum pemilihan untuk dewan regional,
                                                   juga tidak menetapkan batas waktu, atau menjawab anggota parlemen
                                                   yang bertanya tentang jenis undang-undang pemilihan.
                                                         Sejarah pemilu di Indonesia dapat ditarik ke masa sebelum 1949.
                                                   Pemilihan daerah (residensi) diadakan di wilayah Republik pada awal
                                                   1946 dan pada tahun 1948 Badan Pekerdja mengeluarkan undang-
                                                   undang yang menetapkan sistem pemilihan tidak langsung berdasarkan
                                                   representasi proporsional dari semua orang di atas delapan belas tahun.
                   Akan tetapi, dalam              Di bawah undang-undang yang sama ini, Kantor Pemilihan Pusat juga
                  masalah ini, Wilopo              didirikan dan setelah itu kantor ini mendirikan cabangnya di seluruh
                                                                     169
                    tidak memberikan               wilayah Indonesia.  Namun, perjuangan gerilya yang berkelanjutan
                     informasi spesifik            dan Agresi Belanda Kedua, yang mengambil sebagian besar wilayah
                                                   Indonesia, membuat penyelenggaraan pemilihan terhambat hingga
                           menyangkut              kedaulatan penuh didapatkan Indonesia pada tanggal 27 Desember
                    aspek-aspek yang               1949. Meskipun di banyak negara bagian “federal” dan wilayah (dibentuk
                    melibatkan politik.            oleh Belanda di daerah di luar Indonesia), diadakan pemilihan untuk
                                                   dewan perwakilan, tetapi penilaian yang signifikan terhadap hasil

                                                   169  Herbert Feith. (1954). Toward Elections in Indonesia. Pacific Affairs,27(3), h. 236.




                                       dpr.go.id   152





         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   152                                                                  11/19/19   10:47 AM
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158