Page 154 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 154

PARLEMEN D ALAM PER ALIHAN
                                                                       DEWAN PER WAKILAN R AKYAT  1952 – 1954



                                                   yang dicapai menjadi sulit untuk dilakukan karena adanya fakta bahwa
                                                   pemilihan ini diselenggarakan oleh administrator Belanda dan diawasi
                                                   oleh pasukan kolonial. 170
                                                         Gagasan pengakuan kedaulatan yang akan diberikan kepada
                                                   Indonesia kemudian berubah menjadi enam bulan lebih awal.
                                                   Kesepakatan yang sebelumnya telah dibuat pada Oktober I949
                                                   tersebut mengatakan bahwa kedaulatan penuh akan diberikan pada
                                                   pertengahan tahun 1950. Namun kemudian muncul “New Course”
                                                   rangkaian negosiasi langsung antara Indonesia dan Belanda yang
                                                   dimulai dengan kesepakatan Roem van Royen dan mengarah ke
                                                   Konferensi Meja Bundar yang menentukan di Den Haag mendorong
                                                   pengakuan kedaulatan enam bulan lebih awal. Meskipun kedaulatan
                                                   sudah didapatkan, akan tetapi pemilihan umum belum menjadi agenda
                                                   yang bisa direalisasikan.
                                                         Karena adanya asumsi bahwa rekonstitusi yang diperlukan dari

                Gagasan pengakuan                  RIS (Republik Indonesia Serikat) yang dibentuk di bawah perjanjian
                     kedaulatan yang               Den Haag tidak akan berpengaruh hingga Majelis Konstituante telah
                                                   terbentuk, kemudian muncul dorongan bahwa pemilihan Majelis
                        akan diberikan             Konstituante harus diadakan dengan segera. Akan tetapi tekanan
                   kepada Indonesia                nasionalisme di seluruh negeri terlalu kuat, sehingga dalam beberapa

                  kemudian berubah                 minggu setelah pembentukannya, terlihat bahwa struktur RIS (Republik
               menjadi enam bulan                  Indonesia Serikat) akan mengalami keruntuhan, dan tujuh setengah
                                                   bulan kemudian gagasan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
                             lebih awal.           kembali muncul, hal ini menjadi alasan hilangnya kesempatan politik
                                                   untuk mengadakan pemilu. Kebutuhan untuk menyelenggarakan
                                                   pemilihan umum menjadi kurang mendesak didukung oleh kenyataan
                                                   bahwa setelah tanggal 27 Desember 1949 dan setelah 15 Agustus 1950,
                                                   Indonesia memperoleh konstitusi baru dan parlemen yang baru. 171
                                                         Semenjak dilantiknya Kabinet Wilopo oleh Presiden Sukarno,
                                                   pemilihan umum selalu menjadi isu penting yang mendapat perhatian
                                                   besar. Salah satu program utama Kabinet Wilopo adalah mewujudkan
                                                   pemilihan umum untuk Majelis Konstituante dan Dewan Daerah.
                                                   Prospek pemilihan umum awal jauh dianggap lebih serius setelah
                                                   kabinet ini menduduki jabatan. Salah satu tindakan pertamanya adalah
                                                   memperkenalkan Rancangan Undang Undang untuk pendaftaran
                                                   pemilih pada bulan Juli. Subdivisi parlemen menunggu lama sebelum
                                                   membahasnya dan kemudian pada bulan September menjawab dengan


                                                   170  Ibid., h. 236-7.
                                                   171  Ibid.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   153
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   153                                                                  11/19/19   10:48 AM
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159