Page 194 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 194

PARLEMEN D ALAM PER ALIHAN
                                                                       DEWAN PER WAKILAN R AKYAT  1952 – 1954



                                                       1      Semua jenis pajak        Rp2,294,517,736.00
                                                       2      Bea dan cukai            Rp3,459,963,277.50
                                                          Jumlah seluruhnya            Rp5,754,481,013.50

                                                         Jumlah di atas adalah nomimal yang dinyatakan oleh pemerintahan
                                                   Kabinet Wilopo yang setara dengan 75% dari jumlah penerimaan
                                                   negara seluruhnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Republik
                                                   Indonesia, melalui politik moneter keuangannya, menitikberatkan
                                                   penerimaan negara dari sektor pajak. Secara langsung maupun
                                                   tidak langsung, pemerintah memberikan beban yang berat kepada
                                                   rakyat umum secara luas. Menurut Hutomo Supardan, sistem pajak
                                                   yang berlaku di Republik Indonesia memiliki beberapa akibat yang
                                                   berimplikasi sebagai berikut:


                                                         1.  Secara umum, pembayar pajak di dalam laatste instansi itu
                                                           adalah rakyat (consunienten) yang terbanyak;
               Hal ini menunjukkan                       2. Para pedagang-pedagang juga membayar dan dikenakan

                 bahwa pemerintah                          pajak, tetapi beban ini kemudian dilemparkan kepada para

                               Republik                    konsumen-konsumen dalam bentuk harga barang-barang
                                                           keperluan sehari-hari jang lebih tinggi dari apa yang
                   Indonesia, melalui
                                                           semestinya;
                      politik moneter                    3. Banyak perusahaan nasional yang harus gulung tikar karena

                        keuangannya,                       salah satu sebab, yaitu daya beli (koopkracht) masyarakat

                     menitikberatkan                       yang amat rendah, hingga produksi-produksi perusahaan
                                                           nasional itu tidak mempunjai aset; karena para pengusaha-
                 penerimaan negara
                                                           pengusaha tersebut dikenakan pajak yang bisa dibilang
                     dari sektor pajak.                    memberatkan bagi sebagian pengusaha.



                                                         Terkait dengan permasalahan ini, DPR memberikan saran kepada
                                                   pemerintah agar pemerintahan di Kabinet Wilopo tidak salah paham
                                                   bahwa DPR menginginkan supaya rakyat terbebas sama sekali dari
                                                   pembayaran pajak. Melainkan DPR menginginkan agar pemerintahan
                                                   Kabinet Wilopo dapat menciptakan sumber-sumber keuangan negara
                                                   dengan:


                                                         Memperbesar produksi di segenap sektor (pertanian,
                                                   perindustrian, pertambangan, perhewanan, perikanan, pergaraman
                                                   dan sebagainya);








                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   193
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   193                                                                  11/19/19   10:48 AM
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199