Page 199 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 199
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
onderneming sejumlah 202,405 ton dengan nilai harga sejumlah
Rp772,800,000. Pada pertengahan tahun 1952, terjadi kemerosotan
harga karet. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, akan tetapi,
faktor dominan yang paling berpengaruh adalah adanya embargo.
Embargo tersebut menyebabkan Amerika Serikat berperan sebagai
single buyer yang mengakibatkan adanya permainan harga karet dan
sulitnya ekspor hasil-hasil karet dari Indonesia. Untuk keluar dari
kesulitan tersebut, pemerintah Indonesia merancang kerja sama
dengan negara-negara demokrasi dan Uni Sovyet.
Pada umumnya negara demokrasi rakyat juga membutuhkan
bahan karet guna keperluan-keperluan pernbangunannya. Negara itu
juga telah menghasilkan alat-alat mekanik yang sekira bisa digunakan
di Indonesia. Oleh karena itu, DPR merasa perlu mengadakan perjanjian
dagang dengan beberapa negara termasuk Uni Sovyet, atas dasar
saling menguntungkan dan tidak mengurangi kedaulatan masing-
masing. Hal ini dapat direalisasikan dengan sistem barter, yaitu dengan
memakai £/$ sebagai basis valuta. Dalam hubungan ini Indonesia dapat
mengekspor bahan-bahan mentahnya ke mancanegara.
Di banyak negara, termasuk Uni Sovyet dapat menciptakan
keadaan hubungan timbal balik berupa impor alat-alat mekanik,
terutama mesin-mesin untuk small-scale-industry dan sebagainya
dari negara-negara tersebut. Alat-alat mekanik inilah sebenarnya yang
dibutuhkan pada saat itu, bukan barang-barang mewah yang berasal
dari Amerika Serikat, Eropa, dan negara-negara kapitalis lainnya.
Selain dari permasalahan di atas, persoalan kekurangan beras
yang bagi pemerintah Indonesia merupakan masalah yang sangat
menentukan harga, adalah persoalan yang harus segera dipecahkan
dengan melakukan beberapa pertimbangan dalam merumuskan
kebijakan. Beberapa hal di antaranya adalah:
Pada umumnya 1. Perlu dengan segera mengadakan perjandjian perdagangan
negara demokrasi dengan Republik Rakyat Tiongkok.
rakyat juga 2. Republik Indonesia mengekspor bahan-bahan karetnya ke
Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Rakyat Tiongkok
membutuhkan
mengirimkan berasnya ke Indonesia.
bahan karet guna 3. Dasar perjanjian perdagangan dapat bersifat suatu perjanjian
keperluan-keperluan dagang biasa dengan memakai basis-valuta dolar Amerika
pernbangunannya. Serikat, Poundsterling Inggris, atau dengan dasar barter. 197
197 Ibid., h. 2102.
dpr.go.id 198
02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd 198 11/19/19 10:48 AM