Page 200 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 200

PARLEMEN D ALAM PER ALIHAN
                                                                       DEWAN PER WAKILAN R AKYAT  1952 – 1954



                                                         Kondisi stok beras di Indonesia pada periode tersebut
                                                   berjumlah hamper mencapai 5.7 juta ton, sedangkan jumlah konsumsi
                                                   beras berkisar di 7.6 juta ton. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
                                                   kekurangan persediaan beras untuk konsumsi dengan jumlah mencapai
                                                   sekitar 2 juta ton.
                                                         Sebagai salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah
                                                   adalah dengan melakukan pembelian padi. Pemerintah melakukan
                                                   pembelian padi sebagai 15% dari total produksi padi di seluruh
                                                   Indonesia.  Pembelian padi tersebut juga diperuntukkan untuk tentara,
                                                   polisi, serta buruh perkebunan. Sisa produksi padi sejumlah 85% akan
                                                   tetap beredar di masyarakat secara bebas. Di samping itu, terdapat
                                                   aturan baru bahwa pabrik-pabrik penggilingan padi yang sebelumnya
                                                   diperbolehkan untuk menggiling padi secara bebas, mulai digantikan
                                                   dengan adanya aturan untuk hanya menggiling padi milik pemerintah.
                         Sebagai salah                   Terkait dengan permasalahan kekurangan beras, pemerintah

                   satu langkah yang               melakukan beberapa upaya untuk mengentaskan kesulitan tersebut.
                        dilakukan oleh             Pemerintah melakukan impor berat dari Republik Rakyat Tiongkok.
                                                   Hal ini didasarkan atas tukar-menukar hasil-hasil bahan produksi yang
                  pemerintah adalah                saling dibutuhkan dan saling menguntungkan. Persoalan beras adalah
                 dengan melakukan                  salah satu masalah yang paling penting dan harga besar adalah faktor

                      pembelian padi.              yang paling berpengaruh terhadap komoditas-komoditas lainnya.
                                                         Selain dari permasalahan-permasalahan di atas, pergolakan di
                                                   daerah juga menjadi permasalahan yang krusial di tahun 1950-an. Masa
                                                   awal pendirian Indonesia sebagai negara bangsa selalu diwarnai oleh
                                                   krisis, yang disebabkan oleh ketidakstabilan dan kelemahan instansi
                                                   yang mengatur jalannya pemerintahan. Daerah-daerah di luar Jawa di
                                                   seringkali mendapat ancaman keamanan karena adanya bandit dan
                                                   minimnya pengelolaan hukum dan ketertiban.  Euforia kemerdekaan
                                                                                             198
                                                   pada masa tersebut dibarengi dengan adanya represi negara terhadap
                                                   berbagai pergerakan yang dianggap mengancang kesatuan negara.
                                                   Berdasarkan regulasi pemerintah kolonial tentang peraturan status
                                                   darurat pemerintah (SOB / Staat van Oorlog en Beleg) dan pelanggaran
                                                   terhadap pers atau persdelict, banyak pemimpin serikat buruh dan
                                                   jurnalis yang dipenjarakan karena permasalahan politik. Pada tahun
                                                   1951, karena adanya tekanan dari Amerika Serikat yang didukung
                                                   oleh pemerintahan Kabinet Sukiman, terdapat razia besar pada
                                                   bulan Agustus 1951 yang menghasilkan penangkapan terhadap 15,000

                                                   198  R. Cribb. 2010. ‘Tracing the Corruption problem in Indonesia across the era of Regime Change’.
                                                      Paper: Conference on Kemerdekaan dan Perubahan Jati Diri. Post-Colonial Indonesian Identity,
                                                      Yogyakarta.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   199
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   199                                                                  11/19/19   10:48 AM
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205