Page 196 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 196

PARLEMEN D ALAM PER ALIHAN
                                                                       DEWAN PER WAKILAN R AKYAT  1952 – 1954



                                                   dalam pasaran dunia, Indonesia akan terkena dampaknya.
                                                         Semenjak masa pemerintahan Kabinet Hatta dan Kabinet
                                                   Sukiman, pemerintahan telah melakukan tindakan-tindakan terkait
                                                   moneter. Pertama, Menteri Keuangan Sjafruddin mengadakan sistem
                                                   deviezen certificaat mengenai perdagangan impor. Kemudian tindakan
                                                   ini juga diikuti dengan politik gunting uang. Bagi DPR, kebijakan ini
                                                   berakibat merugikan rakyat banyak, sedangkan beberapa kelompok
                                                   tertentu justru mendapat keuntungan yang banyak karena sebelum
                                                   kebijakan tersebut diberlakukan, mereka telah melakukan berbagai
                                                   persiapan dengan melakukan langkah-langkah moneter yang
                                                   menghindarkan mereka dari kerugian.
                                                         Uang tunai yang merupakan modal yang diedarkan guna
                                                   perusahaannya diwujudkan dengan bentuk barang-barang stok dengan
                                                   dasar harga sebelum gunting uang. Sesudah adanya kebijakan gunting
                     Uang tunai yang               uang, harga barang naik berlipat ganda. Pada hakikatnya kebijakan
                  merupakan modal                  “gunting uang” ini adalah suatu tindakan “tertutup” (verkapt) untuk

               yang diedarkan guna                 mendevaluasikan rupiah. Adapun nilai tukar antara rupiah dengan
                      perusahaannya                rupiah Negeri Belanda adalah 3 : 1, sedangkan antara Rupiah dan U.S.A.
                                                   Dollar ($) 1 : 11,40. Kebijakan mendevaluasikan rupiah ini menurut
                diwujudkan dengan                  Menteri Keuangan Sjafruddin mempunyai maksud untuk mencegah
                      bentuk barang-               bahaya inflasi pada waktu itu. Akan tetapi, kebijakan ini tidak menemui

                barang stok dengan                 keberhasilan setelah diberlakukan. Banyak keperluan sehari-hari pada
               dasar harga sebelum                 saat itu yang memiliki harga yang tinggi.
                                                         Kedua,   Menteri Keuangan Wibisono melakukan tindakan
                        gunting uang.              menghapus deviezen-certificaat yang diikuti dengan adanya sistem
                                                   “Bukti Export Dollar”. Tujuan dari kebijakan “Bukti Export Dollar”
                                                   tersebut adalah untuk memberikan stimulan kepada para pengusahaan
                                                   ekspor untuk mengekspor bahan-bahannya ke daerah dollar. Dengan
                                                   demikian  pemerintah  akan  mendapatkan  devisa  dolar  sebanyak-
                                                   banyaknya. Akan tetapi, kebijakan ini juga menemui kebuntuan sama
                                                   seperti “gunting uang”.
                                                         Pada masa pemerintahan Kabinet Wilopo, peraturan terkait
                                                   perekonomian mendapat sorotan penting. Pencegahan terhadap
                                                   pemborosan anggaran menjadi salah satu hal yang digalakkan. Hal ini
                                                   juga sejalan dengan diberlakukannya penghematan untuk mengurangi
                                                   perilaku konsumtif yang sebelumnya banyak ditemukan. Ketika itu,
                                                   usaha-usaha untuk melakukan penghematan keuangan dilakukan
                                                   dengan beberapa cara. Sebagai contoh, setiap kementerian dan jawatan
                                                   baik yang berada di pusat maupun di daerah, memiliki pool mobil. Di





                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   195
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   195                                                                  11/19/19   10:48 AM
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201