Page 228 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 228
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
dirasa ada gunanja untuk melemahkan tegenstand Belanda
sendiri dengan menggunakan golongan2 dinegeri Belanda
jang bersympati kepada kita, dan/atau golongan2 jang tidak
melihat djalan keluar dengan politik Belanda dewasa ini.
2. Perlu djuga usaha serupa ini didjalankan di Australia, dimana
tantangan terhadap perdjuangan kita djuga besar.
3. Selain dari itu adalah penting sekali untuk mempengaruhi
sikap negara2 Amerika Selatan. Selain approach langsung
pada negara2 ini, perlu pula negara2 ini dipengaruhi setjara
tidak langsung melalui Vatican dan Washington.
4. Kesempatan ini adalah merupakan usaha tambahan untuk
kekuatan2 didalam negeri jang harus dapat ditimbulkan,
dan jang merupakan tenaga pokok bagi perdjuangan Irian
Barat. 239
Dalam kebijakan jangka panjang, Kabinet Ali Sasatroamidjojo
menilai perlu mendekati negara-negara seperti Amerika Serikat dan
Vatikan yang memiliki pengaruh bagi negara lawan yakni Belanda,
mengadakan tekanan-tekanan terhadap Belanda baik di dunia
internasional, maupun di dalam negeri Belanda sendiri. Kayakinan
bahwa banyak masyarakat belanda sendiri yang tidak setuju dengan
kebijakan pemerintahnya, mendorong pemerintah dan Kementerian
Konferensi Asia Afrika Luar Negeri Indonesia untuk melakukan kelompok-kelompok
diselenggarakan di masyarakat di Belanda.
Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung tanggal 18 –
Bandung tanggal
24 April 1955. Konferensi yang dihadiri oleh 29 negara dari Benua Asia
18 – 24 April 1955. dan Afrika ini menghasilkan 10 butir prinsip yang kemudian dikenal
Konferensi yang dengan Dasa Sila Bandung. Berikut adalah sepuluh azas yang menjadi
dihadiri oleh 29 acuan bagi politik internasional yang dikumandangkan oleh negara-
negara dunia ketiga:
negara dari Benua
Asia dan Afrika ini 1.) Menghormati hak-hak dasar manusia dan tudjuan-tudjuan
menghasilkan 10 serta azas-azas jang termuat dalam piagam P.B.B.
butir prinsip yang 2.) Menghormati kedaulatan dan integritet teritorial semua
kemudian dikenal bangsa.
dengan Dasa Sila 3.) Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua
Bandung. bangsa besar maupun ketjil.
4.) Tidak melakukan intervensi atau tjampur tangan dalam soal-
239 Opcit. ANRI KPM 1950-1959 No. 2269.
dpr.go.id 228
02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd 228 11/19/19 1:10 PM