Page 232 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 232

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   konstitusi tersebut agar sesuai dengan rancang bangun dengan negara
                                                   kesatuan (unitaris) dari struktur RIS yang federatif.  Berdasarkan
                                                   UUDS “anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih dalam suatu
                                                   pemilihan umum oleh warga negara yang memenuhi syarat-syarat dan
                                                   menurut aturan-aturan yang ditetapkan dengan Undang-Undang”.
                                                                                                                 245
                                                   Dalam pasal 56 undang-undang tersebut disebutkan bahwa setiap
                                                   300.000 WNI akan memiliki wakilnya di DPR.
                                                         Sebagaimana tradisi demokrasi pada umumnya, pelaksanaan
                                                   pemilihan umum didahului dengan kampanye dan pemasangan
                                                   tanda gambar masing-masing partai untuk menarik massa dan
                                                   menyampaikan ide-ide dan gagasan partai, sehingga masyarakat
                                                   tertarik dan kemudian memilih tanda gambar salah satu partai yang
                                                   diminatinya.
                                                         Pada awal Januari 1955 tanda-tanda gambar telah dipasang
                                                   sehingga masyarakat bisa menyaksikan berbagai simbol partai peserta
                                                   pemilu pertama itu.  Pemasangan tanda gambar partai Komunis (PKI)
                                                   yang diberi tulisan “PKI dan orang2 tak berpartai mendapat kecaman
                                                   dan reaksi keras dari partai-partai lain seperti Masjumi PNI dan NU.
                                                         Pada 17 Januari 1955 sekelompok anggota DPR mengusulkan mosi
                                                   Amelz yang mengajukan penghapusan kata-kata dan tanda gambar
                                                   yang ditujukan kepada Panitia Pemilu (PPI).  Hal ini disebabkan oleh
                                                   dimuatnya kata-kata “PKI dan Orang tak Berpartai” yang dianggap
                                                   sebagai fait accompli dan merugikan orang-orang tak berpartai.  Mosi
                                                   ini ditandatangani oleh Mr. Burhanudin Harahap (Masjumi), St. Makmur
                                                   (PIR- Tadjuddin), Mr. Hamid Algandrie (PSI), Tjung Tin Yan dan A.C.
                                                   Manoppo (PSI).
                                                                 246
                                                         Mosi  Amelz  ini  sempat  dibawa  ke  Sidang  Pleno  Terbuka
                                                   DPR dan akan dibahas pada tanggal 25 Januari 1955.  Namun atas
                    Pada awal Januari              Prakarsa Dr. Diapari  yang didukung oleh Ir. Sakirman (PKI) dan

                    1955 tanda-tanda               Bachmid (NU) diadakan Sidang Pleno terbuka tanggal 24 Januari

                          gambar telah             1955  yang  mengusulkan  untuk  menghapus  Mosi  tersebut  dari
                                                   agenda pembahasan dengan alasan karena telah dianggap selesai.
                   dipasang sehingga               Penghapusan itu dilakukan dengan cara voting dengan suara 78 lawan
                       masyarakat bisa             5 yang dihadiri oleh 136 anggota Dewan.   Mr. Burhanudin Harahap

              menyaksikan berbagai                 menyuarakan suara partainya menolak usulan Diapari yang dilihatnya
                                                   sebagai pencabutan hak mosi dan menyatakan bahwa fraksinya tidak
                simbol partai peserta              akan mengikuti voting. 247

                  pemilu pertama itu.


                                                   245  Sekretariat DPR-GR, 1970, hlm 136, 623.
                                                   246  Bintang Timur, 17 Januari 1955.
                                                   247   Bintang Timur, 25 Januari 1955.



                                       dpr.go.id   232





         02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd   232                                                                  11/19/19   1:10 PM
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237