Page 310 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 310

PARLEMEN D AN UPAYA
                                                                                         MENGGAPAI K ONS TITUSI
                                                                                                  B AR U,1957 - 1960


                                                   keluar atas berbagai permasalahan bangsa, Sukarno kemudian merasa
                                                   sistem demokrasi terpimpin telah menemukan masa yang tepat untuk
                                                   dilaksanakan dan mengeluarkan dekrit presiden adalah cara agar
                                                   demokrasi terpimpin dapat dilaksanakan.
                                                         Sejak diperkenalkan oleh Sukarno pada 1956, gagasan demokrasi
                                                   terpimpin perlahan terus bergulir. Sukarno mulai terang-terangan
                                                   mengemukakan pemikirannya tentang demokrasi terpimpin melalui
                                                   pidato pada Hari Sumpah Pemuda 1956 dan pada Resepsi Kongres
                                                   PGRI 1956. Pidatonya menekankan bahwa Indonesia sedang alami krisis
                                                   persatuan akibat penyakit yang ia sebut berasal dari partai. Untuk bisa
                                                   kembali bersatu ia menyerukan kalimatnya yang tersohor, “Let’s us
                                                   act together now to bury all the parties!”. Lebih lanjut dalam pidatonya
                                                   Sukarno meyakinkan khalayak bahwa ia adalah seorang demokrat.
                                                   Namun, demokrasi yang ia hendaki diterpakan di Indonesia bukanlah

                 Sejak diperkenalkan               sistem demokrasi liberal seperti yang diterpakan di negara-negara
                  oleh Sukarno pada                Eropa Barat tetapi demokrasi terpimpin, yakni demokrasi dengan
                                                   keterpimpinan.
                                                                     Dengan munculnya wacana tentang demokrasi
                                                                  383
                        1956, gagasan              terpimpin untuk menggantikan demokrasi liberal, maka diperlukan
               demokrasi terpimpin                 perubahan konstitusi negara yang juga akan mengubah sistem partai

                        perlahan terus             dan sistem pemerintahan di Indonesia.
                                                         Perjalanan untuk menegakan gagasan demokrasi terpimpin
                     bergulir. Sukarno             sebenarnya telah ditempuh sejak masa  Kabinet Karya pimpinan

             mulai terang-terangan                 Djuanda. Kabinet Karya dibentuk akibat munculnya Konsepsi Presiden
                     mengemukakan                  pada tanggal 21 Februari 1957. Kabinet yang dilantik pada tanggal 9

              pemikirannya tentang                 April 1957 ini merupakan kabinet eksekutif yang menjadi wadah dari
               demokrasi terpimpin                 pada kekuatan-kekuatan parlemen dan partai-partai politik. Selain
                                                   melahirkan Kabinet Karya, Konsepsi Presiden pun memunculkan
                melalui pidato pada                Dewan Nasional yang diresmikan Presiden Sukarno tanggal 12 Juli
              Hari Sumpah Pemuda                   1957. Tujuan dari pembentukan Dewan Nasional ialah sebagai badan

             1956 dan pada Resepsi                 penasihat serta menampung masukan-masukan dari luar parlemen.
                                                         Dalam perjalanannya, Dewan Nasional yang dipimpin langsung
                 Kongres PGRI 1956.                oleh Sukarno bergerak cepat untuk mengganti sistem Demokrasi

                                                   Parlementer yang dipraktikkan di bawah UUDS 1950 dengan sistem
                                                   baru. Menurutnya, sistem Demokrasi Parlementer tidak sesuai dengan
                                                   kepribadian Indonesia. Sukarno juga melihat bahwa melalui sistem
                                                   baru, oposisi di DPR sudah tidak dapat lagi menggulingkan Pemerintah.
                                                   Oleh karena itu, sistem Demokrasi Parlementer ini harus diganti

                                                   383 Sukarno, “Indonesia, Pilihlah Demokrasimu Jang Sedjati” , Pidato Presiden Sukarno pada Hari
                                                      Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1956 dan pada Resepsi Kongres PGRI ke-8 tanggal 30
                                                      Oktober 1956 (Jajasan Prapantja).




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   311
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   311                                                                  11/19/19   9:22 AM
   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315