Page 312 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 312

PARLEMEN D AN UPAYA
                                                                                         MENGGAPAI K ONS TITUSI
                                                                                                  B AR U,1957 - 1960


                                                   dan memungkinkan keberadaan golongan karya sebagai wadah untuk
                                                   peranan angkatan bersenjata di kancah perpolitikan. Perdebatan dan
                                                   ketakutan akan diambil alihnya kekuasaan oleh angkatan bersenjata
                                                   mulai muncul, maka Nasution pada 12 November 1958 dalam pidatonya
                                                   di Akademi Militer, Magelang, mengemukakan usulan doktrin jalan
                                                   tengah. Doktrin tersebut menegaskan posisi angkatan bersenjata yang
                                                   tidak bisa disingkirkan dalam urusan politik namun tidak mungkin pula
                                                   mengambil alih pemerintahan. 387
                                                         Pidato Nasution menghapuskan ketakutan atas isu-isu yang
                                                   beredar bahwa angkatan bersenjata, khususnya Angkatan Darat,
                                                   akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan dan Indonesia akan
                                                   berada dibawah kekuasaan seorang diktator militer. Namun, jika
                                                   dilihat lagi, doktrin tersebut mengesankan ancaman dan tekanan
                                                   Angkatan Darat untuk terlibat dalam pemerintahan sebagai golongan
                                                   fungsional. Seolah angkatan bersenjata sedang menyatakan bahwa
                      Pidato Nasution              militer Indonesia adalah kekuatan politik yang harus diperhitingkan
                      menghapuskan                 sebab jika tidak, hal-hal seperti kudeta justru akan terjadi.
                                                          Tekanan yang gencar dilakukan Angkatan Darat membuahkan
              ketakutan atas isu-isu               hasil. Pada 21-23  November 1958 Dewan  Nasional memberikan
               yang beredar bahwa                  persetujuan bagi Angkatan Darat sebagai golongan fungsional di

               angkatan bersenjata,                tubuh parlemen. Meski parlemen menolak untuk melaksanakan
               khususnya Angkatan                  reorganisasi, hasil dari tekanan yang gencar dilakukan Angkatan Darat

             Darat, akan melakukan                 terus berlanjut. Di penghujung 1958, gagasan kembali ke Undang-
                                                   undang Dasar 1945 mulai didukung oleh Dewan Nasional bahkan oleh
                     kudeta terhadap               kabinet. Selain itu, hukum darurat perang yang sedang berlangsung

                  pemerintahan dan                 diperpanjang selama satu tahun. Dengan demikian, sebenarnya
             Indonesia akan berada                 kekuatan parlemen semakin melemah dan jalan untuk kembali ke
                                                   Undang-undang Dasar 1945 semakin terang benderang. Sukarno mulai
                 dibawah kekuasaan                 meyakini gagasan kembali ke Undang-undang Dasar 1945. 388
                     seorang diktator                    Pemerintah kemudian mulai melakukan perundingan untuk

                                  militer.         melakukan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengusulkan
                                                   gagasan kembali ke Undang-undang Dasar 1945. Pemerintah diharuskan
                                                   melakukan pengusulan kembali ke Undang-undang Dasar 1945 kepada
                                                   Konstituante sebagai prosedur formal berdasarkkan peraturan yang
                                                   tertuang pada Pasal 134 Undang-undang 1950. Usul tersebut diajukan
                                                   oleh presiden atas nama pemerintah. Namun sebelumnya presiden
                                                   dan kabinet harus terlebih dahulu menyeakati usulan dan kemudian
                                                   meminta Konstituante melakukan Sidang Pleno. 389


                                                   387   M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (Jakarta: Serambi, 2008), hlm. 548-549.
                                                   388  Adnan Buyung Nasution, op.cit.,  hlm. 313-314.
                                                   389 Ibid.,  hlm. 328.



                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   313
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   313                                                                  11/19/19   9:22 AM
   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317